Berita Viral
Kisah Dokter Forensik Syok Periksa Mayat Wanita Nyaris Pingsan karena Organ Intim Dirubung Belatung
Dari keterangan penyidik, kata Stephanie Yulianto, awal ditemukan, tetangga kos korban mencium bau busuk dari kamar wanita.
Kisah Dokter Forensik Syok Periksa Mayat Wanita hingga Nyaris Pingsan karena Organ Intim Dirubung Belatung
TRIBUNGAYO.COM - Dokter forensik Stephanie Yulianto membeberkan pengalamannya saat mengautopsi mayat seorang wanita berumur 20 tahun.
Pengalamannya inipun sampai membuatnya merinding, dan anggota timnya sampai muntah-muntah hingga nyaris pingsan.
Tak hanya itu saja, Stephanie Yulianto juga sampai muntah mendapati kondisi mayat yang akan diautopsi tersebut dirubungi belatung pada organ intimnya.
Baca juga: Warga Aceh Meninggal Dunia di Kamar Kost, PP TIM Pulangkan Jenazah ke Aceh
Seperti apa kisahnya?
Dilansir dari wartakotalive.com, Dokter Spesialis Forensik ini menceritakan pengalaman salah satu kasus aneh yang dialaminya saat di ruang autopsi.
Saat itu ia bersama tim forensiknya memeriksa jenazah wanita yang baru meninggal dan berusia sekitar 20 tahun.
Waktu menerima mayat wanita tersebut dari polisi, kata Stephanie Yulianto, diinformasikan bahwa yang bersangkutan adalah wanita simpanan.
Jenazah adalah wanita simpanan dari seorang pria yang memiliki kedudukan penting dan kaya.
Baca juga: Penemuan Jenazah Lansia Usia 70 Tahun di Kampung Ponton Palangkaraya, Ini Identitasnya
Saat memeriksa mayat wanita simpanan tersebut, kata Stephanie Yulianto, ia dan tim forensiknya sangat kaget, syok, ngeri, dan terkejut.
Bahkan kata Stephanie Yulianto, salah satu anggota tim forensiknya sampai muntah-muntah dan nyaris pingsan.
"Saya sendiri saat itu kaget, syok waktu mendapatkan temuan itu. Sampai saya merinding."
"Sekarang saja waktu saya inget-ingat itu tuh saya merinding," ucap Stephanie Yulianto di kanal YouTube-nya, @Dokter Stephanie pada Kamis (27/4/2023).
"Karena yang saya dapatkan di tubuh korban itu saya menemukan di organ vitalnya banyak sekali keluar belatung," tutur Stephanie Yulianto syok.
Baca juga: Jenazah IRT Mengambang Disungai Dusun Prumpung Sleman, Ini Identitasnya
Awal kejadian, kata Stephanie Yulianto, ia mendapat kiriman jenazah perempuan berusia 20 tahunan yang baru meninggal.
"Keadaannya korban itu bisa dikatakan cukup memprihatinkan lah."
"Tubuhnya kurus kering, rambutnya sebagian rontok, benar-benar kayak orang sakit berat," ucap Stephanie.
Dari keterangan penyidik, kata Stephanie Yulianto, awal ditemukan, tetangga kos korban mencium bau busuk dari kamar wanita.
Lalu ia menginformasikan kepada penjaga kos dan tetangga lainnya.
Baca juga: TNI-Polri dan Basarnas Temukan Jenazah Nelayan Tenggelam Dikuala Bagan Asahan, Ini Identitasnya
Mereka kemudian mendobrak pintu kamar hingga menemukan korban terbaring di tempat tidur dalam keadaan tak bernyawa.
Dari keterangan penyidik pula, kata Stephanie Yulianto, hampir dua bulan ini kesehatan korban menurun berdasar keterangan tetangga kos.
"Beberapa kali korban minta ditemenin sama teman kosannya itu buat berobat."
"Tapi ya enggak ada perubahan. Malah kesehatannya korban itu semakin memburuk," ujarnya.
Selain itu kata Stephanie Yulianto, saat pintu kamar korban didobrak, bau busuk sangat pekat dan tetangga kosan dikabarkan sampai muntah.
Baca juga: Batal Diautopsi, Pihak Kepolisian Ungkap Motif Kematian Briptu RF, Jenazah Dibawa ke Semarang
"Mereka melapor ke polisi yang langsung melakukan olah TKP."
"Di kamar korban memang ditemukan banyak obat-obatan. Tapi tidak ada obat-obatan, yang mengarah ke penyakit berat."
Yang ada, kata Stephanie Yulianto, hanya obat penahan nyeri dan multivitamin.
"Tapi enggak ada obat-obatan yang menunjukkan korbannya sakit berat," kata dia.
"Nah, dari keterangan penyidik, katanya keluarga korban itu enggak mau korban di autopsi."
"Dari pihak keluarga sudah menerima kalau korban mati karena sakit."
Baca juga: Persaudaraan Aceh Seranto Bantu Pulangkan Jenazah Warga Aceh Tengah dari Jakarta
"Dan mereka cuma minta korban diperiksa luar saja," ujar Stephanie Yulianto.
Kemudian Stephanie Yulianto bersama tim forensik melakukan pemeriksaan jenazah.
"Waktu saya memeriksa tubuh korban, saya agak heran juga. Memang korbannya itu, baunya tuh busuk sekali mayatnya ini."
"Kayak korban yang sudah meninggal tiga sampai lima hari," paparnya.
Tapi menurut Stephanie Yulianto, tubuh korban sama sekali belum membusuk dan masih relatif segar.
Saat diperiksa perkiraan waktu kematiannya, kata Stephanie Yulianto, belum sampai 12 jam.
Baca juga: Serial Killer, Pembunuhan Berantai Kejutkan Publik, Polisi Temukan Tiga Lubang Berisi Jenazah
"Setelah kami melakukan pemeriksaan di tubuhnya itu, kami enggak menemukan luka-luka yang berarti."
"Ya ada luka sedikit aja lecet, tapi enggak ada tanda-tanda kekerasan yang mengarah ke tindak pidana," ujarnya.
Namun ketika Stephanie Yulianto dan tim memeriksa bagian bawah tubuh korban, mereka kaget dan ngeri.
"Ketika kami memeriksa bagian bawah tubuh korban, apa yang kami temukan di situ benar-benar mengerikan dan bikin kaget."
"Sampai salah satu anggota tim saya itu muntah-muntah dan hampir pingsan," jelas Stephanie Yulianto.
"Dan saya waktu melihat bagian bawah tubuh korban itu, saya juga merinding sebadan-badan. Saya kagetnya minta ampun."
"Karena waktu saya lihat di bagian alat vital korban, itu banyak sekali belatung yang keluar dari sana."
"Setelah saya melakukan pemeriksaan, ya saya laporkan itu ke penyidik," katanya.
Dari keterangan yang akhirnya Stephanie Yulianto dapatkan, diketahui bahwa wanita tersebut adalah wanita simpanan.
Ia adalah sugar baby dari seorang pria yang memiliki kedudukan dan cukup kaya.
"Beberapa bulan sebelumnya, istri sah dari laki-laki tersebut sempat datang ke kos korban, melabrak korban."
"Dan saat itu korban sedang bersama si sugar daddy-nya ini," katanya.
Tapi waktu dilabrak, katanya si pria justru membela korban, "Dan bahkan istri sahnya diusir."
"Setelah kejadian tersebut, dia menjalani kehidupan seperti biasa, sama sekali tak terganggu," kata Stephanie Yulianto.
Tapi tidak lama setelah itu, kesehatan korban mulai memburuk.
Korban bahkan sempat berobat ke dokter hingga pengobatan alternatif, tapi tidak kunjung sembuh hingga ditemukan meninggal.
Menurut Stephanie Yulianto, penemuan belatung yang mengerubungi alat vital korban cukup sulit dijelaskan secara medis.
Apalagi belatung tidak bisa bertahan hidup di atas suhu 30 derajat celcius.
Sementara suhu tubuh manusia biasanya antara 36-37 derajat celcius.
"Belatung atau larva lalat maksimal tuh bisa bertahan hidup disebut 30 derajat Celcius."
"Kalau di atas suhu 30 derajat Celcius itu enggak akan bisa bertahan hidup, apalagi berkembang biak."
"Jadi, saya enggak bisa menemukan penjelasan kenapa kok sampai ada belatung begitu banyaknya,” ungkapnya.
Apakah yang dialami wanita tersebut karena disantet, Stephanie Yulianto tidak bisa menjelaskan pasti, meski pernah mendengar soal itu.
"Kalau dari segi metafisika, saya pernah dengar memang ada salah satu jenis santet."
"Dimana pengirimnya itu bisa memasukkan lalat atau parasit lain ke dalam tubuh korbannya."
"Tapi lagi-lagi kalau berurusan sama metafisika, itu sudah di luar kewenangan saya sebagai dokter forensik."
"Dan saya tidak bisa mendapat penjelasan medisnya," pungkas Stephanie Yulianto.
Kendati demikian, publik perlu tahu jika ada yang namanya fetish formikofilia.
Yaitu orang yang berusaha memuaskan nafsu dari rangsangan serangga.
Lantas apa itu formikofilia?
Sebelum turun ke penjelasan formikofilia, ada baiknya mengenal parafilia terlebih dahulu.
Sebab formikofilia termasuk salah satu fetish atau perilaku seksual parafilia.
Dikutip dari Psychology Today, parafilia adalah suatu kondisi di mana gairah dan kepuasan seksual seseorang bergantung pada perilaku seksual yang tidak lazim dan ekstrem.
Orang dengan parafilia atau pharapilics sering bergantung pada rangsangan yang menimbulkan rasa ngeri atau jijik.
Beberapa parafilia yakni ruang tertutup (claustrophilia), penguburan hidup-hidup (taphephilia), lendir (mucophilia), hingga serangga (formidophilia).
Formikofilia sendiri merupakan ketertarikan seksual untuk dijelajahi atau digigit oleh serangga, seperti semut, atau makhluk kecil lainnya.
Orang yang memiliki parafilia ini seringkali menaruh serangga ke alat kelamin dan area sensitif tubuh lain.
Efek-efek yang diinginkan dalam parafilia ini dapat berupa rasa geli, menyengat, sensasi berlendir, atau menimbulkan penderitaan psikologis pada orang lain.
Menurut Journal of Sex and Marital Therapy, istilah formikofilia pertama kali dicetuskan oleh Ratnin Dewaraja dan John Money pada tahun 1986.
Istilah tersebut diambil dari bahasa Latin yakni formica yang berarti semut.
Meskipun formikofilia secara etimologis terkait dengan penggunaan semut, definisi tersebut telah diperluas untuk mencakup semua serangga, bahkan invertebrata lainnya, termasuk pula belatung. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Dokter Forensik Syok saat Periksa Mayat Wanita Simpanan Orang Penting, Organ Intim Dirubung Belatung
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
| Kisah Suci Silaban Viral: Suami Asal Aceh Diduga Selingkuh dengan Mahasiswi Kedokteran di Medan |
|
|---|
| Warga Pamekasan Tertipu Rp500 Juta oleh Pria yang Mengaku Ajudan Kapolri |
|
|---|
| Dibakar Api Cemburu, Wanita di Bandar Lampung Nekat Potong Itu Kekasih Gelapnya |
|
|---|
| 6 Fakta Istri di Aceh Singkil Dicerai Suami Jelang Pelantikan PPPK hingga Viral di Media Sosial |
|
|---|
| Mahasiswi UIN Raden Mas Said Meninggal Diduga Usai Lompat dari Lantai Empat Gedung Kampus |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Ilustrasi-jenazah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.