Berita Nasional
Seniman Aceh Yusuf Bombang Bicara Seudati dan Rapai Pase Raja Buwah di Panggung Maestro Jakarta
Seniman Aceh, Yusuf Bombang alias Apa Kaoy akan berbicara tentang kesenian Rapai Pase Raja Buwah dan Seudati di Panggung Maestro 2023 di Gedung Keseni
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Laporan Fikar W.Eda I Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Seniman Aceh, Yusuf Bombang alias Apa Kaoy akan berbicara tentang kesenian Rapai Pase Raja Buwah dan Seudati di Panggung Maestro 2023 di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) Kamis (6/7/2023), pukul 13.00-16.00 WIB.
Pembicara lain adalah Endo Suanda Restu I Kusumaningrum, dan Sari Apriliani.
Moderator Gustaff H. Iskandar.
Malamnya di tempat yang sama dipersembahkan pertunjukan Seudati pimpinan Syekh Azhari dan grup Rapai Raja Buwah yang didatangkan khusus dari Aceh.
Yusuf Bombang, aktor teater, penulis folklore Aceh adalah sosok awal yang memperkenalkan Rapai Pase Raja Buwah, Aceh Utara, kepada publik lebih luas pada tahun akhir 80-an dan awal 90-an.
Baca juga: Prediksi Skor Pertandingan Persija Jakarta vs PSM Makassar, Mampukan Tim Juara Bertahan Menang?
Ketika itu Yusuf Bombang memanggung Rapa Pase Raja Buah di Taman Budaya Banda Aceh.
Dalam diskusi Panggung Maestro 2023, Bombang akan bicara tentang keberadaan Rapai Pase Raja Buwah, yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda nasional.
Panggung Maestro, persembahan Yayasan Taut Seni bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, didukung oleh Galeri Indonesia Kaya dan Group Purnati Indonesia.
“Panggung Maestro 2023” di Gedung Kesenian Jakarta adalah sebuah bentuk apresiasi bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidupnya menjaga dan merawat kesenian tradisional Indonesia, serta menjadi garda terdepan upaya pelestarian warisan seni dan budaya bangsa.
Selain Aceh, Panggung Maestro 2023 juga diisi para maestro dari Palembang, dan Cirebon.
Baca juga: Seudati dan Rapai Pase Raja Buwah Siap Gebrak Panggung Maestro di Jakarta
Seperti dipublikasikan panitia, disebutkan, Seudati, salah satu kesenian paling populer di pesisir Aceh, pada awalnya dikenal dengan istilah meurateb, diyakini telah berkembang sejak Abad 9 di masa Kerajaan Islam Peureulak (sekarang Aceh Timur).
Nama Meurateb atau hikayat Saman muncul saat itu, sekitar Tahun 840 hingga 1291 Masehi, Meurateb atau hikayat saman populer dengan Rateb Seudati yang artinya pengakuan.
Pada Abad ke 13, dalam sejumlah literasi menyebutkan bahwa Meurateb merupakan bagian dari aktivitas sebuah tarekat, yaitu Tarekat Sammaniyah, yang didirikan oleh Syekh Muhammad Saman.
Mulanya tarekat itu murni mengajarkan dzikir dan doa,namun dalam perkembangannya, dzikir mulai dibacakan oleh sekelompok orang yang biasa disebut Rateb atau Hikayat Saman.
Dewan Sengketa Indonesia Kerja Sama Strategis dengan Lembaga Arbitrase dan Peradilan Internasional |
![]() |
---|
Dewan Sengketa Indonesia Audiensi dengan Dubes RI di Den Haag Belanda, Ini Tujuannya |
![]() |
---|
DSI Audiensi Bersama Dubes RI di Brussels dan Teken MoU dengan FICA |
![]() |
---|
Diskusi Buku Yusri Fajar, Kritik Sastra di Persimpangan Global dan Lokal |
![]() |
---|
Dewan Sengketa Indonesia Bangun Poros Mediasi dan Arbitrase Jakarta- Luxembourg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.