Jambore Dunia 2023
Pramuka Jambore Dunia asal Aceh ini Anggap Cuaca Panas di Korsel sama dengan di Indonesia
Dalam hal ini, kontingen pramuka Aceh, Indonesia menyatakan tidak terpengaruh atas cuaca di Korea Selatan yang dianggap gelombang panas ekstrem
TRIBUNGAYO– Pramuka Jambore Dunia ke 25 asal Aceh tidak mempersoalkan suhu di Korea Selatan karena menganggap cuacanya justru sama dengan di Indonesia.
Informasi itu disampaikan Ustaz Haji Rasyid Bancin alias HRB salah satu pendamping pramuka kwarda Aceh, Indonesia kepada TribunGayo.com, Minggu (6/8/2023) menanggapi isu suhu panas melanda Korea Selatan yang digembar-gemborkan sejumlah media.
Haji Rasyid Bancin mengaku kaget dengan pemberitaan sejumlah media yang dinila sangat berlebihan soal cuaca di Korea Selatan.
Dalam hal ini, kontingen pramuka Aceh, Indonesia menyatakan tidak terpengaruh atas cuaca di Korea Selatan yang dianggap sebagai gelombang panas ekstrem.
Ustaz Haji Rasyid Bancin yang merupakan perwakilan pimpinan pondok pesantren mengatakan jika cuaca panas ekstrem yang terjadi menguji ketangguhan peserta Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Bumi Perkem, Korsel.
Sejauh ini kata HRB, tidak ada laporan pramuka kwarda Aceh, Indonesia yang sakit akibat suhu panas di Jambore Dunia Korea Selatan.
Pasalnya, selama pergelaran jambore dunia di Korea Selatan cuaca biasa-biasa saja malah diselingin dengan hujan turun.
“Kalau menurut kami tidak ada masalah, suhunya memang panas namun ada turun hujan. Kami anggap sama dengan di Indonesia,” kata HRB.
Saat kominikasi dengan Haji Rasyid bersama TribunGayo.com via whatsapp bahkan mengaku lokasi Jambore Dunia di Korea Selatan sedang turun hujan.
HRB juga menjelaskan sampai saat ini peserta pramuka kwarda Aceh, Indonesia sehat wal afiat tidak ada terpengaruh dengan suhu panas di sana.
Baca juga: Ikuti Jambore Dunia di Korea Selatan, HRB Wakili Pimpinan Pesantren se Aceh, Begini Profil Dayahnya
Baca juga: Pramuka Aceh Ikuti Jamboree Dunia di Korea Selatan, Agendanya Antara lain Promosi Budaya & Wisata
Beberapa peserta asal Indonesia dan Aceh yang dikroscek HRB juga menyatakan tidak terpengaruh pada suhu panas di Korsel.
Malah beberapa pramuka menilai jika cuaca di Aceh jauh lebih panas di banding kondisi Korea Selatan kala ini.
“Intinya kami pramuka kwarda Aceh merasa nyaman dan tidak ada masalah dengan cuaca, karena bisa menyesuaikan. Apalagi cuaca di Aceh dengan di Korsel hampir sama panasnya,” terang HRB meluruskan.
Pimpinan Pondok Pesantren Daarur Rahmah Sepadan, Kota Subulussalam dan Daarur Rasyid Silatong, Aceh Singkil ini menduga adanya upaya untuk membuat Korea Selatan sebagai tuan rumah menjadi buruk di mata dunia.
Karenanya, Haji Rasyid Bancin menyanyangkan pemberitaan berlebihan terkait cuaca di Korea Selatan yang dianggap sengaja dibesar-besarkan padahal tak sesuai fakta.
Pemilik Travel Rasyindo Citra Sepadan ini bahkan menegaskan pramuka asal Aceh, Indonesia yang notabene fisiknya sedang-sedang saja tidak ada masalah dengan cuaca.
Lagi pula, lanjut Haji Rasyid Bancin, sebagai pramuka memang harus mampu menjalani berbagai kondisi ekstrem termasuk panas alias tidak lembek apalagi terlalu lemah menghadapi hanya masalah cuaca tersebut.
"Namanya juga pramuka, harus tangguh dan siap dalam berbagai kondisi, cuaca mau dingin atau panas, hutan dan lain. Jangan pula kesannya pramuka tidur di hotel berbintang. Kalau pramuka Aceh sudah biasa main di hutan esktrem serta cuaca panas," pungkas HRB, sapaan akrab Haji Rasyid Bancin.
HRB adalah tokoh Kota Subulussalam yang mendapat kesempatan mewakili pimpinan pesantren di Aceh mengikuti kegiatan Jambore ke 25 Dunia tahun 2023 yang berlangsung di Korea Selatan.
HRB bergabung bersama 50.000 Pramuka dari seluruh Dunia yang hadir di Jambore Dunia ke-25 di negeri gingseng Korea pada tanggal 2 -12 Agustus 2023 di SaeManGeum, Jeollabuk-do, Korea Selatan.

Event International Gerakan Pramuka dengan nama resmi World Scouts Jambore (WSJ) itu menjadi yang ditunggu-tunggu setiap 4 tahun sekali dilaksanakan oleh pusat Pramuka Dunia yakni World Scouts Organisation (WOSM).
Dalam wawancara kemarin, Haji Rasyid Bancin atau akrab disapa HRB mengatakan Jambore Dunia di Korea ini mengusung tema Draw your Dream!.
Di sana anggota pramuka muda (usia penggalang) dari 169 negara dengan perkiraan peserta mencapai lebih dari 50.000 orang terdiri dari pramuka usia 13 sampai dengan 18 tahun dan didampingi oleh pembina atau pramuka penegak/pandega sebagai staf.
Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Aceh H Muzakir Manaf melalui Ketua Harian Kwarda Aceh Ir H Djufri Efendi M.Si kepada TribunGayo.com mengatakan, kontingen Aceh terdiri dari IST bergabung bersama panitia penyelenggara dan 20 peserta dari kwrcab-kwarcab seluruh Aceh hasil seleksi yang sudah kita lakukan sejak 1 tahun lalu.
Mayoritas peserta yang dinyatakan lulus dalam seleksi adalah kalangan santri pesantren, berdasarkan hal tersebut Cut Bang Ir H Djufri Efendi pun akhirnya mengundang HRB untuk ikut serta dalam menghadiri Jambore Dunia di Korea
“HRB adalah tokoh Kota Subulussalam dari kalangan dayah yang kami kenal sangat antusias terhadap kependidikan kepramukaan di lingkungan Dayah,” kata Djufri Efendi kepada wartawan.
Ditambahkan, sosok HRB atau Haji Rasyid Bancin telah terbukti di berbagai bidang khususnya pondok pesantren.

Dia berhasil membangun dan mengembangkan dua pondok pesantrennya berkonsep modern di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil dengan eksistensi pramuka.
Selain itu HRB juga merupakan pengurus Kwartir Daerah Aceh. Lantaran itu, HRB ditetapkan menjadi peserta Jambore ke 25 Pramuka Dunia di Korsel.
HRB bersama tim Visitor Indonesia berangkat dari Soekarno -Hatta Air Port Korea pada tanggal 02 Agustus dan mengikuti sejumlah agenda di Korea Selatan selama sepekan.
Informasi lain yang diperoleh pramuka seluruh dunia dijadwalkan berada di Korea Selatan selama jambore melakukan berbagai inovasi dalam bentuk kegiatan kreatifitas berbasis pendidikan kepanduan (Pramuka).
Kemudian diplomasi budaya antar bangsa, promosi wisata dan kearifan lokal dari daerah masing-masing, kampanye lingkungan dan energi terbarukan, SDGs Scouts, dan Kampanye Perdamaian Dunia.
Sebelum berangkat ke Korea Selatan, Kwarda Aceh yang merupakan bagian dari kontingen Pramuka Indonesia, melalui Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Komjen Pol (Purn) Budi Waseso yang telah melakukan kunjungan ke Presiden Joko Widodo pada 14 Juli 2023 untuk melaporkan sejumlah acara yang akan diikuti Kwarnas, termasuk Jambore Dunia.
Pramuka Indonesia menampilkan semangat dan semaraknya dalam Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini, sebagai bentuk partisipasi dan kontribusi bangsa Indonesia dalam ajang internasional ini.

"Semoga melalui kegiatan ini, para pramuka Indonesia dapat mempererat persahabatan dan kebersamaan dengan rekan-rekan pramuka dari berbagai negara," kata Djufri Efendi.
Senada itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto yang menyambut hangat kedatangan para pramuka Indonesia.
Gandi Sulistiyanto berharap pengalaman serta pendidikan yang diperoleh selama Jambore Dunia ini akan membuka wawasan dan mempersiapkan mereka menjadi pemimpin di berbagai bidang, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.
Sejalan dengan Visi Emas tahun 2045 yang telah dicanangkan Pemerintah RI, saya berharap pengalaman dan pendidikan Pramuka Indonesia, termasuk saat Jambore Dunia di Korsel, akan membuka wawasan dan menyiapkan adik-adik menjadi para pimpinan di berbagai lini tidak hanya di tanah air tetapi juga di lingkup internasional.
"Jambore Dunia merupakan kesempatan bagi adik-adik mengembangkan networking dan persahabatan dengan warga negara lain. A dream will remain a dream unless you implement it. Remember to stay humble and aim high for your success," ujar Dubes Gandi Sulistiyanto.

Sebagaimana heboh diberitakan, penyelenggaraan Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan (Korsel) dikabarkan terimbas cuaca panas ektrem yang melanda negara tersebut.
Jambore Pramuka Dunia 2023 digelae di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 1 sampai 12 Agustus 2023.
Dilaporkan sebanyak 50.000 an anak muda dari 158 negara akan hadir dalam acara empat tahunan tersebut.
Namun, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat celsius dan kelembapan tinggi.
Hal ini menyebabkan sekitar 400 peserta dilarikan ke rumah sakit dengan gejala ringan, seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.
Kondisi tersebut diperparah dengan fasilitas perkemahan yang kurang memadai, sanitasi buruk, area tergenang banjir, makanan terbatas, dan toilet kotor.
Tetapi pemberitaan di berbagai media soal tudingan tersebut dibantahkan oleh Pramuka Kwarda Aceh, Indonesia yang menilai terlalu berlebihan.
Fakta di lapanga pramuka asal Indonesia menyatakan sangat nyaman dengan keadaan di Korea Selatan selama pergelaran Jambore Dunia ke 25.
Pramuka asal Aceh merasa jika cuaca di Korea Selatan saat ini tak berbeda jauh dengan di Indonesia yakni Aceh secara khusus. (*)
Update berita lainnya di TribunGayocom dan GoogleNews
Jambore Dunia di Korea Selatan
Jambore Dunia
Jambore Pramuka
Jambore Dunia ke25 di Korea Selatan
berita tribun gayo hari ini
Pramuka Aceh
Pramuka
Pramuka Aceh di Korsel Sehat, Lanjutkan Jamboree di Hotel Usai 8 Hari Berkemah di Cuaca Ektreme |
![]() |
---|
Antisipasi Topan Khunan, Peserta Jambore Dunia di Korea Selatan Dievakuasi Hari Ini |
![]() |
---|
Korea Selatan Terancam Topan Khanun, Pemerintah Evakuasi Peserta Jambore Dunia |
![]() |
---|
Suhu Panas di Korea Selatan Jadi Berita Miring Jambore Dunia, HRB Ajak Publik Berpikir Positif |
![]() |
---|
Ikuti Jambore Dunia di Korea Selatan, HRB Wakili Pimpinan Pesantren se Aceh, Begini Profil Dayahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.