Wisata Aceh Tengah
Kisah Lahirnya Warung Bu Lena, Kuliner Gayo di Kampung One-One
Adalah pasangan suami istri Aman Lena dan Inen Lena yang merintis usaha kuliner One-One, sehingga menjadi ramai dan maju seperti sekarang.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Khalidin Umar Barat
Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Kampung One-One Tepi Danau Lut Tawar Takengon kini menjelma menjadi kawasan kuliner terpenting di Aceh Tengah. Tiap akhir pekan atau hari libur, banyak wisatawan menikmati kuliner Gayo di tempat itu.
Adalah pasangan suami istri Aman Lena dan Inen Lena yang merintis usaha kuliner One-One, sehingga menjadi ramai dan maju seperti sekarang.
Mereka membangun kedai yang sekarang terkenal dengan Warung Kuliner Gayo Bu Lena. Jaringan media sosial mempromosikan kafe Bu Lena yang menyediakan ikan bakar, pengat dan aneka makanan khas Gayo.
Salah seorang penggemar kuliner Warung Bu Lena adalah Irmansyah S.STP, MSP, pejabat di Bener Meriah. Ia sering menjamu tamu-tamubya di Kafe Bu Lena.
"Bumbu masakannya sangat kuat dan mengena," kata Irmansyah tentang sajian masakan kedai Bu Lena.
Usaha kuliner Kafe Bu Lena dirintis sejak 2009. Inen Lena adalah sosok perempuan Gayo yang gemar berdagang. Sementara sang suami, Aman Lena adalah penyuluh perikanan. Aman Lena, penduduk Kampung Bale.
Inen Lena berasal dari Bintang. Pasangan ini pindah ke Kampung Ono-One ketika sarana dan prasarana masih apa adanya. "Jalanan becek. Kawasan sekitar masih sepi. Yang buka warung belum ada. Hanya ada satu kedai berjualan pisang goreng.
Pasangan suami istri ini mencoba membuka usaha jual sembako. Kemudian belakangan juga menjual rujak, pisang goreng dan sebagainya.Dibuat sebuah kolam kecil sebagai tempat minum.
"Saya memang orangnya suka berdagang," kata Inen Lena menceritakan awal berdirnya kedai Bu Lena.
Setahun di sana, pada 2010, mereka berjualan makanan secara tidak sengaja.
Saat itu, orang beli pisang goreng. Lalu ada yang minta dibikinkan kopi. Belakangan ada pelancong yang minta makan, sebab tidak ada warung nasi di sepututan Danau Lut Tawar "Ya sudah, kami disiapkan, apa adanya," kenang Inen Lena.
Belakangan melihat animo masyarakat makin besar, lalu dibuatkanlah gubuk warung dan sekaligus tempat makan. Atapnya dari "serule" tiangnya bambu.
Aman Lina menambahkan, ia sendiri yang bikin atap atau supu serule. Tapi karena salah pasang, alhasil saat hujan bocor.
"Terpaksa panggil bapak mertua untuk memperbaikinya," kata Aman Lena sambil tertawa.
Saat ini Kedai Bu Lena sudah besar. Atapnya seng, dinding papan rapi. Di bagian depan terdapat kaca.
Pesanan dan penikmat kuliner silih berganti datang ke Kampung One-One.
Nikmati Keindahan Danau Lut Tawar & Kota Takengon dari Ketinggian, Kunjungi Taman Wisata Bur Pepylon |
![]() |
---|
Destinasi Baru di Aceh Tengah, Dusun Anak Mas Tawarkan Wisata Bertema Indian Apache dan Kuliner Unik |
![]() |
---|
Libur Lebaran Hari Keempat, Wisatawan Padati Objek Wisata di Sekitaran Danau Lut Tawar |
![]() |
---|
Wisatawan Padati Masjid Al-Munawwarah Takengon Saat Libur Akhir Pekan |
![]() |
---|
Kisah Atu Belah Ajaib Desa Penarun Linge, Legenda Masyarakat Gayo di Aceh Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.