Oknum Paspampres Aniaya Warga Aceh
Haji Uma ke Rutan Pomdam Jaya, 3 Oknum TNI yang Bunuh Imam Masykur Menagis dan Mengaku Menyesal
Anggota DPD RI Dapil Aceh, Sudirman atau Haji Uma ikut berkunjung ke Rutan Pomdam Jaya dan menemui 3 oknum TNI yang diduga membunuh Imam Masykur.
TRIBUNGAYO.COM - Anggota DPD RI Dapil Aceh, Sudirman atau Haji Uma sempat berkunjung ke Rutan Pomdam Jaya.
Kedatangan Haji Uma guna memastikan bahwa pelaku supaya benar-benar ditahan saat proses hukum.
Dalam kunjungan itu, Haji Uma juga sempat bertemu dengan 3 oknum TNI yang diduga sebagai pelaku pembunuhan terhadap imam Masykur, warga Aceh.
Dalam kesempatan itu, 3 oknum TNI menagis dan mengaku menyesal terhadap perbuatan yang mereka perbuat.
Mengutip Kompas.com, penyesalan 3 oknum TNI tersebut disampaikan ketiganya saat bertemu anggota DPD RI Dapil Aceh, Sudirman di Rutan Pomdam Jaya beberapa hari lalu.
Sudirman menceritakan, saat ia tiba di Rutan Pomdam Jaya, ketiga tersangka telah mengenalnya.
Mereka langsung meminta maaf dan menangis di depannya.
"Begitu saya masuk, dia melihat wajah saya, karena memang ikon saya di sana (Aceh) dikenal dengan Haji Uma. 'Haji Uma', dia memanggil saya," ujar Sudirman di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa (5/9/2023).
"Ketika saya telepon (fasilitas di Rutan) ini, dia memanggil saya, 'Haji Uma', sebelum saya memperkenalkan diri. 'Maafkan saya', mereka menangis," lanjut Sudirman.
Dalam perbincangan tersebut, Sudirman sempat mempertanyakan mengapa mereka tega melakukan aksi keji terhadap Imam.
Namun, para tersangka menjawab tidak berniat membunuh Imam.
Baca juga: Ada Hotman Paris, Dek Fad & Haji Uma Saat Bertemu 3 Oknum TNI, Fauziah: Kenapa Kamu Bunuh Anak Saya?
Walau pengakuan mereka seperti itu, Sudirman meminta ketiganya untuk bertanggung jawab atas aksi bengisnya.
"Saya katakan, 'Walaupun (pengakuan) kalian tidak ada niat membunuh, tapi akhirnya dia meninggal kan? Ini hukumannya berat, bisa hukuman mati'," ungkap Sudirman.
"Mereka tertunduk dan menangis, 'Maafkan saya'. Ya ketiganya menangis, semuanya saya periksa, dan menangis semuanya, tapi saya tidak terpengaruh (dengan pengakuan ketiganya)," pungkas Sudirman.
Motif diduga masalah ekonomi
Mengutip Kompas.com, motif ekonomi diduga jadi latar belakang tiga anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) menculik, dan menganiaya hingga tewas pemuda bernama Imam Masykur (25).
Ketiga pelaku itu berinisial Prajurit Kepala (Praka) RM, Praka HS, dan Praka. Satu di antaranya bertugas di satuan pengamanan presiden (Paspampres). Kepada anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Aceh, Sudirman, mereka mengaku sudah beberapa kali menyasar korban berlatar belakang profesi seperti Imam, yakni pedagang kosmetik.
"Dalam perbincangan kami itu, mereka mengatakan sudah beberapa kali, ada yang dipaksa, diperas, seperti itu. Iya, (semua korban) pedagang kosmetik," kata Sudirman, Selasa (5/9/2023).
Sudirman sempat mempertanyakan mengapa mereka tega melakukan aksi keji terhadap Imam.
Namun, para tersangka menjawab tidak berniat membunuh Imam.
Baca juga: RESMI Jadi Kuasa Hukum Ibu dari Imam Masykur, Hotman Paris: Jerat Pelaku Pasal Pembunuhan Berencana
Korban pernah ditangkap, lalu bebas
Adapun Imam diduga sebagai penjual obat-obatan ilegal dengan kedok toko kosmetik di Jalan Sandratek, RT 02 RW 06, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
Menurut Ketua RT setempat, Sarip Marjaya, Imam pernah ditangkap karena menjual obat terlarang di toko kosmetik tersebut.
"Iya, sempat ditangkap sebelum kejadian kemarin (penculikan Imam oleh oknum Paspampres). Kebetulan yang punya kontrakan saya panggil, tolong yang ngontrak itu tanyain," kata Sarip kepada wartawan, Senin (28/8/2023).
Imam menduga, toko kosmetik yang dijaga Imam itu memang hanya kedok saja untuk menjual obat-obatan ilegal.
Seorang pedagang berinsial B (40) juga mengungkapkan hal serupa.
Menurut dia, Imam pernah ditangkap dua bulan yang lalu. Namun, ia kemudian dibebaskan.
"Setahu saya waktu kejadian pertama, warung itu diciduk, selang dua bulan yang kemarin. Tapi besoknya sudah buka. Enggak tahu saya oknum mana yang tangkap," ucap dia.
Kendati begitu, B enggan mengungkapkan mengenai produk apa yang dijual oleh Imam itu.
Ia hanya menegaskan, pelanggan di toko kosmetik Imam itu rata-rata pengamen hingga tukang parkir.
Pelaku dan korban tak saling kenal Adapun terduga pelaku adalah Prajurit Kepala (Praka) RM, Praka J, dan Praka HS.
Mereka adalah perantau dari daerah yang sama dengan korban.
Menurut Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar, meskipun pelaku dan korban berasal dari komunitas sama, keduanya tak saling kenal.
Ketiga pelaku menyasar Imam yang merupakan penjual di toko kosmetik di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, yang juga berasal dari Aceh.
"Tidak saling kenal, tapi korban ini adalah komunitas orang-orang di tempat itu, apa kegiatannya mereka tahu, sehingga mereka melakukan pidana itu (penculikan dan pemerasan)," tutur Irsyad, Selasa (29/8/2023).
Pelaku diduga hendak memeras Imam yang bekerja sebagai penjual obat ilegal itu.
Tapi pemerasan dilakukan melalui penyiksaan hingga akhirnya Imam meninggal.
Baca juga: Fauziah Ibunda Imam Masykur yang Meninggal Ulah Oknum TNI Temui Hotman Paris, Fakta Baru Terungkap
Satu korban lain dilepaskan
Di sisi lain, Irsyad mengungkapkan, ada korban selain Imam Masykur yang diculik oleh tiga oknum prajurit TNI.
Tetapi, korban lain itu dilepaskan oleh pelaku.
"Ada satu korban juga yang diculik. Sebenarnya yang diculik itu dua orang, tapi yang satu dilepas. Dilepas di sekitar Tol Cikeas," ungkap Irsyad.
Irsyad menjelaskan, saat itu satu korban dilepaskan karena sudah dalam kondisi sesak napas. Kini korban yang selamat itu sudah diperiksa sebagai saksi.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mendalami dan mengumpulkan alat bukti terkait dugaan penculikan dan penganiayaan yang dilakukan tiga oknum prajurit tamtama tersebut.
"Saksi yang diperiksa itu total delapan orang," jelas Irsyad.
Kabar penculikan dan penganiayaan yang menyebabkan Imam tewas di tangan oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) viral di media sosial Instagram.
Imam Masykur merupakan pria asal Desa Mon Kelayu, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh.
Imam disebut sempat diculik sebelum akhirnya tewas dianiaya oknum TNI.
Adapun Praka RM bertugas sebagai anggota Batalyon Pengawal Protokoler Kenegaraan.
Sementara, Praka HS bertugas sebagai anggota Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat.
Sementara Praka J bertugas sebagai anggota Kodam Iskandar Muda.
Ketiganya kini ditahan di Pomdam Jaya Jayakarta dan sudah ditetapkan tersangka atas kasus penculikan dan penyiksaan terhadap Imam.
Sementara, Polda Metro Jaya menetapkan tiga tersangka dari warga sipil atas kasus kematian Imam setelah menerima laporan polisi dari keluarga korban tentang dugaan penculikan, pemerasaan, dan penganiayaan.
Mereka adalah AM dan Heri, dua orang penadah dari hasil kejahatan tiga TNI yang membuat Imam kehilangan nyawa.
Satu lagi yakni Zulhadi Satria Saputra alias MS, merupakan kakak ipar Praka RM yang berperan sebagai pengendara saat tindak pidana terjadi.(*)
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sambil Menangis, Tiga Oknum TNI Mengaku Menyesal Culik, Aniaya, dan Bunuh Imam Masykur"
Nasib Tiga Terdakwa Pembunuhan Berencana Terhadap Imam Masykur Ditentukan Hari Ini |
![]() |
---|
Pertemuan yang Tak Diharapkan Terjadi, Ibunda Imam Masykur Syok Dihampiri Keluarga Pembunuh Anaknya |
![]() |
---|
4 Saksi Kunci Kasus Imam Masykur Dibawa ke Jakarta, Satu Diantaranya Belum Pernah Muncul ke Publik |
![]() |
---|
FAKTA Sidang Perdana Pembunuhan Imam Masykur Asal Aceh, Oditur Militer Ungkap Kekejaman 3 Oknum TNI |
![]() |
---|
Hotman Paris Ungkap Pembunuhan Imam Masykur Diduga Diperintah Pengusaha, Ini Sosoknya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.