Berita Nasional

Siti Zainon Ismail, Sastrawan Malaysia Mendapat Gelar Cut Nyak Fakinah, Tampil di ISBI Aceh

Sastrawan Negara Malaysia ke-14 Siti Zainon Ismail akan menyampaikan Dies Reader pada Milad ke-9 Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
Siti Zainon Ismail (nomor dua dari kiri) di Arsip dan Perpustakaan Aceh di Banda Aceh pada 2018. 

Laporan Fikar W.Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO COM, JAKARTA - Sastrawan Negara Malaysia ke-14 Siti Zainon Ismail akan menyampaikan Dies Reader pada Milad ke-9 Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh pada Jumat, 6 Oktober 2023 di Kampus ISBI Aceh Jantho Aceh Besar.

Siapakah Siti Zainon? Kalangan seniman Aceh akrab memanggil Siti Zainon dengan Kak Siti.

Sejak 1986 sudah berkunjung ke Aceh menghadiri Pertemuan Sastrawan Asean di Universitas Jabal Ghafur Pidie.

Sejak itu ia sering bolak balik Aceh menghadiri ragam kegiatan budaya. Aceh juga memberi inspirasi bagi penulisan sejumlah puisinya.

"Perkasiha Subuh" kumpulan puisi yang diterbitkan Bulan Bintang antara lain berisi suasana Aceh. 

Ketua Lembaga Adat dan Kebudayaan  Aceh ( LAKA) Prof A Hasjmy, menyematkan gelar Cut Nyak Fakinah kepada Siti Zainon Ismail.

Peristiwa ini terjadi pada 1990.

Siti Zainon juga pelukis, peneliti budaya dan menulis banyak buku.

Baca juga: Sastrawan Negara Malaysia Siti Zainon Ismail Jadi Dies Reader pada Milad ke-9 ISBI Aceh

Baca juga: ISBI Aceh akan Gelar Dies Natalis ke-9 Pada 6 Oktober 2023, Dirjen Dikti Dijadwalkan Hadir

Lahir 18 Desember 1949 di Gombak, Kuala Lumpur. Ia dinobatkan sebagai Sastrawan Negara Malaysia ke-14 pada 2019. 

Pernah menjalani pendidikan  di Akademi Seni Rupa Indonesia atau ASRI Yogyakarta.

Berteman dengan banyak seniman Indonesia. Bersama Rendra, Siti Zainon diundang berbicara di Universitas Indonesia dalam rangka peluncuran buku puisi "Rencong" karya penyair Fikar W.Eda pada 2003.

Ia juga memberi telaah terhadap "Rencong" yang dimuat dalam buku puisi tersebut. 

Mendapat banyak penghargaan dalam dan luar negeri. Antara lain Anugerah Hadiah Sastera Malaysia (puisi 1975,1976,1979,1983, 1985, 1991, 1996, 2015, 2016), Hadiah Maybank- DBP (cerpen 1996/97/98), S.E.A. Write Award ( 1989), Gelar Cut Nyak Fakinah (Lembaga Adat Aceh -MUI 1990), Anugerah Tan Seri Fatimah-Avon (1993), Pingat Jasa Kebaktian (Negeri Selangor, 1993), Prof Luar Biasa (Universitas Jabal Ghafur, 1996) dan banyak lagi.

Tampil baca puisi banyak tempat di Aceh,: Banda Aceh, Sigli, Bireuen, sampai Takengon. Pada Pekan Kebudayaan Aceh  (PKA-5)  tahun 2009, bersama sejumlah penyair Indonesia dan luar negeri, Siti Zainon ikut tampil baca puisi di Krueng Aceh di atas kapal nelayan.

Sebagai Dies Reader pada Milad ISBI Aceh, Siti Zainon akan berbicara tentang budaya dan diharapkan pemikirannya mencerahkan Aceh.(*)

Baca juga: Nadiem Anwar Makarim Angkat Rektor ISBI Aceh Prof Wildan Jadi Guru Besar Bahasa dan Sastra

Baca juga: ISBI Aceh Rintis Prodi Film dan Fashion Gandeng Institut Kesenian Jakarta

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved