Berita Aceh

Balai Arsip Statis dan Tsunami Gelar Bincang Suratan Takdir Arsip Seni Budaya Aceh

Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST)  gelar "Bincang Arsip”  tema: “Suratan Takdir Arsip Seni dan Budaya Aceh” di Gedung BAST Banda Aceh.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
Para pembicara dan jajaran arsip statis tsunami seusai bincang arsip di Gedung BAST Aceh. 

Laporan Fikar W.Eda I Banda Aceh

TRIBUNGAYO.COM, BANDA ACEH - Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST)  gelar "Bincang Arsip”  tema: “Suratan Takdir Arsip Seni dan Budaya Aceh” di Gedung BAST Banda Aceh, Rabu, (8/11/2023). 

Nara sumber Ir Fikar W Eda, MSn, sastrawan Aceh  penerima Anugerah

Syah Alam dari Pemerintah Aceh tahun 2009, Mustafa İsmail, SE., MSn,  sastrawan Aceh dan editor Tempo, serta Abdul Aziz, SE, Arsiparis dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh.

Kepala Balai Arsip Statis dan Tsunami Aceh, Muhammad Ihwan, MSi, saat membuka acara menyebutkan, kegiatan ini menjadi bukti bagaimana arsip, dan penyelamatan sejarah dan budaya, adalah sebuah tanggung jawab kolektif.

"Dalam era digital ini, sangat penting bagi kita untuk memahami nilai dan peran arsip dalam menjaga dan membagikan sejarah dan budaya kita kepada generasi mendatang," katanya. 

Acara Bincang Arsip  seperti ini dinilai memiliki kekuatan untuk membangun pemahaman lebih dalam tentang kearsipan sebagai alat yang penting untuk memahami dan mempromosikan seni dan budaya Aceh.

"Kita harus menyadari bahwa arsip seni dan budaya adalah khazanah berharga yang harus kita cari dan kumpulkan terus-menerus.

Baca juga: Stand Kuliner Tradisional Gayo Lues Raih Peringkat Terbaik Kedua

Seni dan budaya adalah cerminan dari identitas dan sejarah kita, dan tanpa arsip yang mencerminkan warisan ini, kita mungkin akan kehilangan bagian penting dari identitas kita," sambung Muhammad Ihwan.

"Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mencari, mengumpulkan, dan merawat arsip-arsip ini.

Mereka bukan hanya dokumen kering, tetapi pintu gerbang dan informasi tentang warisan budaya Aceh.' jelasnya.

Ia berharap kegiatan ini akan memicu semangat  menjaga dan merawat arsip-arsip seni dan budaya Aceh, sehingga dapat menjadi rujukan berharga bagi generasi yang akan datang. 

"Semoga melalui upaya kolektif kita, warisan budaya Aceh akan tetap hidup dan berkembang, mengilhami dan memperkaya kehidupan generasi yang akan datang," tutupnya.

Bincang Arsip itu dipandu Eka Husnul Hidayati dari BAST, diselenggarakan secara daring dan luring. 

Penyair Fikar W.Eda menyampaikan tentang pengalaman mengelola "Desember Kopi" yang dimulai sejak 2016.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved