Miris, Bocah 7 Tahun Asal Ketapang Kerap Mendapat Siksaan dari Orangtua Angkat hingga Meninggal

Pelaku lain, terang Fariz, merupakan karyawan. Mereka diduga terlibat melakukan pemukulan dan memegangi korban saat disiksa ibu angkatnya.

Tribunbali.com
Ilustrasi- Miris, Bocah 7 Tahun Asal Ketapang Kerap Mendapat Siksaan dari Orangtua Angkat hingga Meninggal 

Miris, Bocah 7 Tahun Asal Ketapang Kerap Mendapat Siksaan dari Orangtua Angkat hingga Meninggal

TRIBUNGAYO.COM - Miris. Seorang bocah berinisial YS (7) asal Kecamatan Sandai, Kebupaten Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan meninggal dunia secara tak wajar di rumah orangtua angkatnya.

Korban ditemukan meninggal dunia di belakang rumahnya pada Kamis (23/11/2023) malam.

Ternyata bocah malang ini semasa hidup sudah kerap menerima siksaan dari orang tua angkatnya sejak diadopsi tahun 2021.

Berdasarkan hasil penyidikan, Kepolisian pun menetapkan 7 orang tersangka, yakni orangtua angkat berinisial SST dan YLT, serta karyawan toko yang bekerja di rumah tersebut berinisial MLS, DS, AMP, DS dan AA.

Baca juga: Kisah Pilu Bocah 7 Tahun Alami Penyiksaan dari Ayah Kandung

“Perbuatan pelaku dilakukan tidak hanya sekali, namun berulang. Paling dominan dilakukan ibu angkat,” kata Kasat Reskrim Polres Ketapang AKP Fariz Kautsar saat dihubungi, Selasa (5/12/2023).

Pelaku lain, terang Fariz, merupakan karyawan. Mereka diduga terlibat melakukan pemukulan dan memegangi korban saat disiksa ibu angkatnya.

Dalam kasus ini, kepolisian menyita sedikitnya 36 barang bukti berupa pakaian, alat yang digunakan menghukum korban serta kamera pengawas atau CCTV.

“Sampai saat ini seluruh tersangka masih dalam pemeriksaan,” ucap Fariz.

Baca juga: Video Penyiksaan & Pemaksaan Minum Miras Oplosan Beredar, 3 Meninggal Dunia, 2 Kritis Dirawat di RS

Sebagaimana diketahui, sebelum tewas, polisi menemukan fakta bahwa korban diajari berenang oleh pelaku.

Namun karena tidak cepat pandai, kepala korban dicelup-celupkan ke air.

"Pada hari kejadian korban diajak belajar berenang, saat itulah korban dicelup-celupkan ke dalam air hingga pendarahan,” kata Fariz.

Fariz menerangkan, pada saat itu, korban sempat dibawa ke Puskesmas namun akhirnya meninggal dunia.

Kasus tersebut mulai terungkap berdasarkan rekaman kamera pengawan (CCTV) dan ditemukan bukti-bukti yang mengarah ke perbuatan masing-masing pelaku.

Menurut Tommy, hasil pemeriksaan sementara, penganiayaan yang dilakukan orangtua angkat untuk menghukum korban.

“Motif melakukan kekerasan alasannya karena untuk menghukum korban,” ungkap Tommy. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

 

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved