Cerita Pilu, Dua Korban Alami Stroke Dibopong saat Api Hanguskan 10 Rumah Warga di Bener Meriah

Laporan Bustami I Bener Meriah 

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG – Kebakaran hebat kembali melanda Kabupaten Bener Meriah, pada, Rabu (22/5/2024) dini hari, pukul 00.15 WIB.

Akibat kebakaran itu, sebanyak 10 unit rumah warga di Kampung Bahgie Bertona, Kecamatan Bandar, Bener Meriah, hangus terbakar.

Ketika peristiwa itu terjadi sebagian korban dalam keadaan sudah terlelap dalam tidur.

Korban panik melihat api yang begitu cepat membesar ditambah tiupan angin yang kencang sehingga api dengan cepat merambah dari satu rumah ke rumah lainnya.

Asap hitam terlihat membumbung ke udara, para korban dengan cepat keluar dari rumah masing-masing untuk menyelamatkan diri. Mereka terlihat membawa serta sejumlah barang-barang yang bisa diselamatkan.

Samar-samar warga berteriak histeris, takbir dan istighfar tak putus-putus diucapkan oleh para korban kebakaran.

Dalam kepanikan, para korban saling bahu-membahu berusaha memadamkan api dengan alat seadanya sambil menunggu bantuan tiba.

Namun, ada satu cerita pilu dalam kebakaran hebat yang melanda kabupaten penghasil kopi Arabika terbaik dunia itu.

Dimana, saat api berkobar di antara para korban, ada dua orang yang berada dalam rumah yang sedang dilalap api mengalami stroke dan tidak bisa berjalan.

Dalam suasana kalut, masyarakat dengan cepat menggedor pintu rumah warga yang mengalami stroke tersebut. Mereka beramai-ramai membopong dua korban yang alami stroke untuk menyelamatkan diri dari api yang sedang melalap rumah-rumah warga.

Rabumah, salah satu saksi mata yang juga tetangga korban kebakaran saat di lokasi menuturkan, jika korban yang mengalami store ada dua orang.

"Satu Mak Putra namanya biasa kami panggil, lalu satu lagi masih gadis yaitu Santi anak Mak Rita, ia juga mengalami stroke tapi berkat warga mereka selamat, karena dibopong ramai-ramai untuk menjauh dari kobaran api," jelas Rabumah.

Menurutnya, saat kejadian kebakaran, dirinya sangat panik dan tidak berhenti berdoa dan beristighfar.

Karena cerita Rabumah, pada malam kejadian itu angin sangat kencang dan kobaran api saat cepat membesar, kala itu juga mengarah ke rumahnya.