Berita Aceh Tengah

Tanggapi Sorotan Bimtek ke Bali, Ini Penjelasan Reje Ujung Gele Pegasing, Aceh Tengah 

rwan Syahdi selaku Reje Kampung Ujung Gele,l Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh memberikan klarifikasi terkait keberangkatan peserta Bimbingan Teknis

Penulis: Romadani | Editor: Rizwan
Dok Reje
Para Reje di Kecamatan Pegasing studi tiru atau Bimtek ke Bali. 

Laporan Romadani | Aceh Tengah 

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Irwan Syahdi selaku Reje Kampung Ujung Gele,l Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh memberikan klarifikasi terkait keberangkatan peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) dan studi tiru ke Bali

Dalam pernyataannya, Irwan membenarkan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas para reje yang baru menjabat.

"Kami sebagai salah satu reje di Pegasing membenarkan keberangkatan Bimtek dan studi tiru ke Bali," kata Irwan, Jumat (24/5/2024)

Mengenai video yang menunjukkan salah satu kepala desa (reje) menari, Irwan menjelaskan bahwa hal tersebut itu adalah tari penyambutan tamu. 

Ketika penari Bali memakaikan selempang, salah satu reje tersebut spontan ikut menari tanpa berpikir panjang. 

"Kami mewakili reje se-Pegasing meminta maaf atas kejadian tersebut," jelas Irwan.

Irwan juga menekankan manfaat besar yang diperoleh dari kegiatan tersebut, terutama dalam hal pengelolaan pertanian. 

Baca juga: Haji Uma Minta Pj Bupati Ambil Tindakan Tegas, Soal Bimtek Kepala Desa dari Aceh Tengah ke Bali

Salah satu desa yang dikunjungi adalah Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, yang dikenal sebagai daerah pertanian padi dengan penggunaan pupuk organik. 

Hasil panen di desa tersebut meningkat dari 3,5 ton per hektare menggunakan pupuk kimia menjadi 6-7 ton hektar dengan pupuk organik.

"Kebetulan wilayah yang kami pimpin memiliki sawah seluas 70 persen. Sepulang dari Bali, kami berencana mengadakan pelatihan untuk tiga kelompok pertanian bekerja sama dengan BPP Pegasing.

Setelah pelatihan, kami akan memanfaatkan lahan persawahan tersebut untuk budidaya cabai dengan menggunakan pupuk organik 40 persen dan pupuk kimia 60 % . Rencananya, kami akan mengundang dinas terkait pada Juni 2024," tambahnya.

Irwan Syahdi menyampaikan, setelah panen cabai, penanaman padi akan dilanjutkan pada bulan Desember. 

Pemerintah desa akan mendorong petani menggunakan pupuk organik sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah pusat, meskipun diakui tidak mudah karena ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Baca juga: AMG Minta APH Usut Tuntas Kegiatan Bimtek Reje di Aceh Tengah ke Bali

"Kami berharap dorongan dari semua pihak. Ini merupakan salah satu visi misi kami yang telah direncanakan sebelumnya. Kami juga telah membeli alat pertanian lotary dan akan mendukung petani dengan membagikan bahan pertanian.

Sumber: TribunGayo
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved