Berita Nasional

Sandang Gelar S-1 dan S-2, Pegiat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang Ditepungtawari Tradisi Aceh

ima pegiat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang secara resmi menyandang gelar S-1 dan S-2 setelah mereka mengikuti prosesi wisuda

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
For TribunGayo.com
Upacara peusijuek di ISI Padang Panjang. 

Laporan Fikar W.Eda I Padangpanjang

TRIBUNGAYO.COM, PADANG PANJANG - Lima pegiat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang secara resmi menyandang gelar S-1 dan S-2 setelah mereka mengikuti prosesi wisuda di ISI Padang Panjang, Selasa, 17 September 2024.

Kelima pegiat Kuflet tersebut adalah Imam M. Al Aziz Z, S.Tr. Ds. (S-1 Desain Mode), Dara Soeryana, S.Sn. (S-1 Prodi Tari), Ichsan Saputra, S.Sn., M.Sn. (S-2 Prodi Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana), Dahlia Braga Yova, S.Sn. (S-1 Prodi TV dan Film), dan Soleha Hasanah Nasution, S.Sn., M.Sn. (S-2 Prodi Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana).

Setelah prosesi wisuda yang berlangsung di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam ISI Padang Panjang, kelima alumni Kuflet ini berkumpul di pelataran Gedung Prodi Teater untuk berbaur dengan rekan-rekan mereka, khususnya Keluarga Besar Kuflet.

Di sini, mereka mengikuti prosesi “peusijuek,” sebuah upacara adat Aceh sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, yang juga dikenal dengan istilah tepung tawar.

Kata “peusijuek” berasal dari bahasa Aceh yang berarti mendinginkan atau menenangkan hati. Upacara ini dilakukan sebagai ekspresi keselamatan, ketentraman, kebahagiaan, restu, dan saling memaafkan.

Prosesi peusijuek dipimpin oleh Ustaz Hendrik, S.Sos. bersama Pembina Komunitas Seni Kuflet, Muhammad Subhan, S.Sos.I., yang mewakili Penasihat Seni Kuflet, Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., yang berhalangan hadir karena menjadi juri FLS2N Tingkat Nasional di Jakarta.

Ritual Peusijuek dilakukan dengan membacakan doa, menaburkan beras padi (breuh padee), memercikkan air tepung tawar, serta menyuapkan sedikit nasi ketan (bu leukat) kepada para wisudawan.

“Tradisi ini selalu dilakukan Kuflet setiap kali ada pegiat yang berhasil menyelesaikan pendidikan mereka, terutama mahasiswa yang berasal dari Aceh,” ujar Muhammad Subhan, penulis, pegiat literasi, sekaligus Founder Sekolah Menulis elipsis.

Walaupun Peusijuek merupakan tradisi Aceh, Kuflet juga melibatkan pegiatnya yang berasal dari luar Aceh, seperti Soleha Hasanah.(*)

Baca juga: Lirik Lagu Aceh Terbaru Bek Meunyakni By Apache: Beusabe Tari Akhlak Deungon Ie Rupa

Baca juga: Wisata Religi di Aceh Tengah: Masjid Ruhama Takengon Jadi Pilihan Utama Wisatawan

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved