Berita Aceh Tengah

Miris! Ibu yang akan Melahirkan Harus Gunakan Grek Sorong Lewati Jembatan Gantung ke RSUD Takengon

Grek itu dituntun menembus jalan berbatu dan jembatan gantung demi mendapatkan pertolongan medis. 

Penulis: Romadani | Editor: Mawaddatul Husna
FOR TRIBUNGAYO.COM
Ibu hamil melewati jembatan gantung menggunakan grek sorong dirujuk ke RSUD Datu Beru Takengon, Minggu (27/10/2024). 

Laporan Romadani | Aceh Tengah 

TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Di pelosok Desa Reje Payung, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, sebuah kisah penuh haru dan keberanian kembali terjadi. 

Seorang ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon menggunakan alat sederhana yaitu grek sorong.

Grek itu dituntun menembus jalan berbatu dan jembatan gantung demi mendapatkan pertolongan medis. 

Bidan Desa Zur Kaidah bersama warga setempat turut berjuang di tengah keterbatasan akses dan fasilitas untuk mengantar sang ibu ke titik ambulans terdekat di Desa Jamat.

Zur Kaidah, bidan desa yang mendampingi proses rujukan tersebut, menyampaikan kondisi menegangkan yang mereka alami.

Yaitu saat harus menuntun grek sorong melewati jembatan gantung yang hanya mampu menahan kendaraan roda dua atau pejalan kaki. 

“Kami hanya ingin memastikan ibu dan bayinya selamat. Namun, kondisi jalan ini membuat kami harus menempuh cara yang mungkin dianggap tidak layak, tapi inilah kenyataan yang kami hadapi,” ujar Zur Kaidah, Minggu (27/10/2024).

Jembatan gantung di Desa Reje Payung, satu-satunya penghubung antara desa dengan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, telah lama menjadi saksi bisu atas berbagai kisah perjuangan warga setempat. 

Dalam kondisi darurat seperti ini, pilihan mereka terbatas, dan jalan terjal penuh bebatuan menjadi penghalang yang nyaris tak terelakkan.

Salah seorang warga, yang turut membantu proses evakuasi, mengungkapkan perasaan mereka yang diwarnai keprihatinan mendalam. 

“Kami seringkali merasa hidup terkurung oleh keterbatasan. Setiap kali ada yang sakit atau melahirkan, kami terpaksa menandu atau menggunakan cara-cara seadanya.

Bagi kami, menempuh jalur ini adalah pertaruhan antara hidup dan mati,” ungkapnya.

Harapan masyarakat Desa Reje Payung kini tertuju kepada pemerintah daerah dan pusat, agar kondisi ini dapat segera diperbaiki.

Dengan jalan dan jembatan yang layak, mereka tidak lagi harus mengandalkan grek sorong atau jalur yang tidak memadai dalam situasi darurat.

Halaman
12
Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved