Berita Nasional

Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar: Diduga Buat Pilkada

"Pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010. Kemudian lanjut 2011-2012," ujar Irjen Yudhiawan.

TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi- Polisi Ungkap Fakta Baru Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar: Diduga Buat Pilkada. 

TRIBUNGAYO.COM - Dalam kasus uang palsu yang diproduksi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan kini telah ditetapkan 17 orang dengan status tersangka.

Dimana dua diantaranya merupakan karyawan bank BUMN dan ada tiga yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono, Kamis (19/12/2024) mengatakan kasus tersebut berawal dari adanya laporan dari masyarakat bahwa diduga ada uang kertas palsu yang diedarkan.

"Kemudian oleh tim langsung dilaporkan ke Polres dan segera bergerak penyelidikan," kata Irjen Yudhiawan.

Selengkapnya, berikut sederet fakta terbaru uang palsu yang diproduksi di UIN Alauddin Makassar:

1. Pembuatan Uang Palsu Sejak 2010

Polisi mengungkapkan aksi pembuatan uang palsu tersebut telah berjalan sejak 2010 lalu.

"Pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010. Kemudian lanjut 2011-2012," ujar Irjen Yudhiawan.

Ia mengatakan, proses produksi uang palsu sempat berhenti beberapa tahun. Dan kemudian pada 2022, mereka kembali beroperasi.

Pada Juli 2022. lanjut ia, para tersangka, merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi.

"Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas. Kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi," jelasnya.

"Sekitar Juni (2024) sudah ketemu diantara mereka, kemudian juga ada saling bekerjasama untuk bagaimana nanti proses pembuatan, dan diviralkan melalui grup WA juga," ucapnya.

Ia menyebut pada Minggu kedua November 2024, mereka sudah mulai penyerahan uang palsu senilai 150 juta.

Dan pada akhir November sempat berhenti karena mengetahui uang palsu tersebut tengah diselidiki polisi. melakukan penyelidikan.

2. Aliran Uang Palsu

Polisi menyebut aliran uang palsu yang diproduksi di kampus UIN Alauddin Makassar, mulanya diedarkan tersangka MN.

"Aliran uang palsu ini dari MN beredar Rp 150 juta, ada yang diberikan pada seseorang rp1 juta, ada Rp 50 ribu, ada Rp 25 juta, ada Rp 10 juta, ada Rp 8 juta, dan sebagainya," jelas Irjen Yudhiawan.

Ia pun memastikan uang palsu yang beredar tersebut seluruhnya telah diamankan pihak kepolisian.

"Sudah kita ambil dan tangkap yang bersangkutan, ada dikembalikan untuk dibakar Rp17,5 juta," ucapnya.

3. Perbandingan Transaksi Jual Beli Uang Palsu 

Irjen Yudhiawan Wibisono mengungkapkan transaksi jual beli uang palsu tersebut, dilakukan dengan perbandingan 1 banding 2. 

"Uang palsu ini perbandingannya satu banding dua, jadi satu asli dua uang palsu," ujarnya.

"Transaksi ini melalui beberapa tersangka yang lain," jelasnya.

4. Barang Bukti Triliunan Uang Palsu

Barang bukti (Barbuk) uang palsu yang dicetak di kampus UIN Alauddin Makassar nilainya mencapai triliunan rupiah.

"Barang bukti yang nilainya triliun, contoh mata uang rupiah emisi 2016 sebanyak 4.554 lembar pecahan 100 ribu, kemudian mata uang emisi 99 sebanyak 6 lembar 100 ribu," ungkap Irjen Yudhiawan.

"Juga ada 234 lembar pecahan 100 ribu dan belum terpotong. Jadi ada bentuk lembaran nanti dipotong potong," sambungnya.

Ia juga menyebut ditemukan uang mata asing seperti mata uang Korea Selatan dan Vietnam.

"Kemudian Mata uang Korea satu lembar sebesar 5000 won, ada mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar sebanyak 500 dong.

Dan ada mata uang rupiah 2 lembar dengan pecahan 1000 emisi tahun 64, ada mata uang 100 ribu emisi 2016 sebanyak 234 lembar," jelasnya.

Selain itu juga terdapat satu lembar kertas fotocopy sertifikat deposito BI senilai Rp45 triliun, serta satu lembar kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp700 triliun.

"Dari beberapa alat bukti yang lain, ada tinta, mesin, sperpat, kaca pembesar, lampu perekam, dan lain sebaiknya, jumlahnya total 98 (item)," tegasnya.

5. Mesin Cetak Uang Palsu dari China

Polisi mengungkap asal mesin cetak yang digunakan dalam kasus pencetakan dan peredaran uang palsu tersebut berasal dari China.

"Untuk mesin cetaknya dibelinya di Surabaya, tapi barang dari China," ungkap Irjen Yudhiawan.

"Nilainya Rp600 juta," katanya menambahkan. 

6. Daftar 17 Tersangka

Sebanyak 17 tersangka dalam kasus tersebut yang diungkapkan oleh kepolisian berinisial AI, MN, KA, IR, MS, JBP, AA, SAR, SU, AK, IL, SM, MS, SR, SW, MM, dan RM. 

Adapun IR dan AK merupakan pegawai bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Sementara AI merupakan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar.

"Jadi 17 orang ini perannya berbeda-beda, tapi peran sentralnya ada di AI," tegas Irjen Yudhiawan.

7. Uang Palsu Diduga Buat Pilkada

Kepolisian menduga produksi uang palsu tersebut digunakan untuk keperluan salah satu tersangka maju dalam Pilkada Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

"Ini cukup menarik, jadi tersangka ini mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru tapi Alhamdulillah tidak jadi," kata Irjen Yudhiawan.

"Jadi uang-uang yang dicetak ini akan digunakan untuk itu, tapi enggak jadi," sambungnya.

Menurut penjelasannya, tersangka batal maju di Pilkada karena tidak ada partai yang mengusungnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas TV

Baca juga: Polda Sulsel Ungkap Sindikat Uang Palsu, 17 Tersangka Diamankan

Baca juga: Sosok Andi Ibrahim Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Diduga jadi Dalang Sindikat Uang Palsu

Baca juga: Polisi Gerebek Percetakan Uang Palsu di Bekasi, Amankan 10 Tersangka

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved