Konflik Palestina Israel

Gencatan Senjata Israel dan Hamas Berlaku 19 Januari 2025, Serangan Udara Israel Masih Berlanjut

Namun, meskipun kesepakatan tersebut telah diumumkan, laporan dari Gaza menunjukkan bahwa serangan udara Israel masih terus berlangsung.

Editor: Malikul Saleh
Twitter-X/Twitter-X
Namun, meskipun kesepakatan tersebut telah diumumkan, laporan dari Gaza menunjukkan bahwa serangan udara Israel masih terus berlangsung. 

Gencatan Senjata Israel dan Hamas Berlaku 19 Januari 2025, Serangan Udara Israel Masih Berlanjut

TRIBUNGAYO.COM - Qatar mengonfirmasi bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati perjanjian gencatan senjata di Gaza pada Rabu (15/1/2025), dengan gencatan senjata yang dijadwalkan berlaku mulai Minggu (19/1/2024). 

Namun, meskipun kesepakatan tersebut telah diumumkan, laporan dari Gaza menunjukkan bahwa serangan udara Israel masih terus berlangsung.

Menurut laporan dari The Guardian, serangan udara yang dilancarkan oleh tentara Israel dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan lebih dari 20 korban jiwa, termasuk 12 orang yang tewas akibat serangan yang menargetkan blok permukiman di lingkungan Sheikh Radwan, Kota Gaza. 

Selain itu, sekitar 20 orang lainnya juga dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Pertahanan Sipil Palestina yang dikelola oleh Hamas juga mengonfirmasi bahwa serangan udara Israel terus berlanjut meskipun kesepakatan gencatan senjata sudah diumumkan. 

Namun, hingga saat ini, militer Israel belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.

Jurnalis Palestina Anas Al-Sharif mengatakan “laju pengeboman telah meningkat secara dramatis dalam beberapa jam terakhir”.

Ia menggambarkan serangan Israel “mengerikan”.

Pengumuman Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, mengumumkan Israel dan Hamas telah sepakat pada hari Rabu untuk melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza.

Ia berharap kesepakatan itu akan membuka jalan bagi berakhirnya pertempuran secara permanen.

Setelah mediator sebelumnya mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa beberapa masalah dalam kerangka kerja tersebut masih “belum terselesaikan”.

Baca juga:  Sosok Steve Witkoff, Negosiator Ulung di Balik Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza dan Israel

Meskipun kantor Netanyahu berharap “rinciannya akan diselesaikan malam ini.”

Perdana Menteri Qatar mengatakan dalam konferensi pers bahwa gencatan senjata akan berlaku pada hari Minggu.

“Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak,” katanya, Rabu, dikutip dari Arab News.

Tahap Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Saat ini kesepakatan apa pun masih perlu disetujui oleh Kabinet Israel, meskipun mereka kemungkinan besar akan menyetujuinya.

Jika kesepakatan itu disetujui, kesepakatan itu akan berlangsung dalam tiga tahap:

Tahap Pertama

Tahap pertama dimulai pada Minggu (19/1/2025), menurut mediator Qatar.

Dilansir AP News, berikut ini hal-hal terkait kesepakatan gencatan senjata:

Penghentian pertempuran selama enam minggu akan dimulai, membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.

Sebanyak 33 dari hampir 100 sandera akan dibebaskan selama periode tersebut, meskipun tidak jelas apakah lebih dari separuhnya masih hidup.

Amerika Serikat mengatakan fase ini juga mencakup penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk padat di Gaza. Itu akan memungkinkan banyak warga 
Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah mereka yang tersisa. Banyak lingkungan telah hancur menjadi puing-puing.

Bantuan kemanusiaan akan melonjak, dengan ratusan truk memasuki Gaza setiap hari.

Rincian akhir yang masih dikerjakan termasuk daftar ratusan tahanan Palestina yang akan dibebaskan.

Tahap Kedua

Tahap kedua lebih sulit, berikut rinciannya:

Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata.

Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.

Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza.

Namun, Israel mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan.

Hamas mengatakan pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.

Tahap Ketiga

Tahap ketiga menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza dan dimulainya pembangunan kembali besar-besaran di Gaza, yang masih harus dibangun kembali selama puluhan tahun.

Belum jelas pula siapa yang akan menanggung biayanya.

Diketahui, Hamas melancarkan serangan paling mematikan yang pernah ada di Israel pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian 1.210 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP dari angka resmi Israel.

Militan Palestina juga menyandera 251 orang selama serangan itu, 94 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 34 orang yang menurut militer Israel telah tewas.

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan 46.707 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka dari Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dianggap dapat dipercaya oleh PBB.

Terbaru, Hamas mengatakan gencatan senjata itu adalah “hasil dari keteguhan legendaris rakyat Palestina kita yang hebat dan perlawanan gagah berani kita di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan.”

Tekanan untuk mengakhiri pertempuran meningkat dalam beberapa hari terakhir, karena mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat mengintensifkan upaya untuk memperkuat kesepakatan.

Demonstran di Tel Aviv yang menyerukan pembebasan para sandera menyambut gembira berita tentang kesepakatan itu menyebar.

Sementara, ribuan orang di seluruh Gaza merayakan kesepakatan untuk menghentikan permusuhan yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gencatan Senjata Gaza Belum Dimulai, Tentara Israel Tetap Lanjutkan Pemboman, Serangannya Mengerikan

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved