Berita Nasional Hari Ini

Viral Guru Banting Nasi Kotak, Kepsek di Tarai Bangun Dicopot Usai Terungkap Pungli Ratusan Juta

Kasus viral guru honorer membanting nasi kotak di SDN 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, berbuntut panjang. 

Editor: Malikul Saleh
(KOMPAS.COM/Dok. warga)
LEMPAR NASI - Tangkapan layar video viral guru SD lempar nasi ke lantai di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (11/11/2025). 

TRIBUNGAYO.COM - Kasus viral guru honorer membanting nasi kotak di SDN 021 Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau, berbuntut panjang. 

Kepala sekolah Aspinawati Harahap resmi dicopot dari jabatannya setelah muncul temuan dugaan pungutan liar (pungli) bernilai ratusan juta rupiah selama masa kepemimpinannya.

Awalnya, publik hanya menyoroti insiden video yang menunjukkan seorang guru honorer bernama Yon Hendri membanting nasi kotak di depan murid dan rekan sesama guru pada Senin (10/11/2025). 

Kejadian itu terjadi seusai kegiatan sosialisasi perundungan yang digelar Kejaksaan Negeri Kampar bersama Dinas Pendidikan Kampar. 

Video tersebut langsung viral dan memicu gelombang reaksi dari masyarakat.

Para wali murid yang bersimpati terhadap insiden tersebut kemudian menggelar aksi unjuk rasa di sekolah. 

Aksi yang mulanya bentuk keprihatinan itu berubah menjadi momentum pengungkapan berbagai keluhan. 

Satu per satu wali murid membeberkan adanya pungutan yang dibebankan kepada mereka. 

Jika dijumlahkan, dugaan pungli tersebut mencapai angka ratusan juta rupiah.

Dinas Pendidikan Kampar pun turun tangan untuk melakukan penelusuran. 

Hasil pemeriksaan sementara menetapkan dua guru honorer diberhentikan karena terlibat dalam insiden pembantingan nasi kotak. 

Sementara itu, Kepala Sekolah Aspinawati Harahap dicopot dari jabatannya karena diduga bertanggung jawab atas praktik pungli di sekolah tersebut.

Yon Hendri sendiri telah memberikan klarifikasi bahwa aksinya dipicu perdebatan soal teknis pembagian nasi kotak. 

Ia menginginkan pembagian dilakukan di dalam kelas agar tertib, sedangkan guru lain meminta dibagikan segera. 

“Setelah saya banting itu, guru tidak terima dengan sikap saya,” ujar Hendri.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved