Berita Aceh Hari Ini

Duet Manis Kelapa dan Jagung dalam Simfoni Pertanian Gorontalo

Di Gorontalo, kelapa dipanen setiap tiga bulan, dan jagung yang memiliki masa panen serupa menjadi pelengkap ekonomi petani dalam jeda panen kelapa.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
ISTIMEWA
PENGUSAHA ASAL ACEH - Gorontalo menandai era baru, dengan melakukan ekspor langsung santan kelapa ke negeri China melalui Pusat Logistik Berikat Trans Continent Gorontalo. Pelepasan ekspor dilalukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo dengan memecahkan kendi. 

Santan, minyak kelapa, dan bahkan briket dari tempurung kelapa, diekspor ke berbagai negara. Komoditas ini menjadi bagian dari rantai ekonomi yang menggerakkan sektor pertanian, industri rumah tangga, hingga ekspor.

Padahal, sempat ada masa suram bagi kelapa. Mulyadi mengenang kampanye hitam di masa lalu yang menyebutkan bahwa kelapa menjadi sumber kolesterol.

“Tapi kini justru terbukti sebaliknya. Kelapa dipercaya bisa membantu menurunkan kolesterol. Itu mengubah persepsi masyarakat,” ungkapnya.

Meski kelapa menjadi primadona, bukan berarti tanpa tantangan. Salah satu masalah klasik yang terus menghantui petani di Gorontalo adalah kurangnya tenaga kerja untuk memetik buah kelapa.

“Ini salah satu kendala besar. Kami kekurangan tenaga pemetik. Padahal, permintaan tetap tinggi,” keluh Mulyadi.

Namun semangat masyarakat tidak surut. Di Gorontalo tanaman kelapa sudah menjadi bagian dari kultur.

Tak perlu perawatan khusus, namun dengan pengetahuan lokal tentang jarak tanam yang tepat dan manajemen kebun yang turun-temurun, kelapa tetap produktif dan menjadi andalan.

Di tengah perubahan iklim, tekanan pasar, dan modernisasi, masyarakat Gorontalo menunjukkan bahwa kelapa bisa tetap berjaya jika dikelola dengan hati, strategi, dan kerja keras.

Dari Gorontalo kita belajar bahwa kekayaan tropis bukan hanya soal hasil panen, tapi juga soal kearifan lokal yang tumbuh di sela batang kelapa dan jagung yang hidup berdampingan.

Pada Kamis (19/6/2025), Gorontalo menandai era baru, dengan melakukan ekspor langsung santan kelapa ke negeri China melalui Pusat Logistik Berikat Trans Continent Gorontalo.

Pelepasan ekspor dilalukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo dengan memecahkan kendi.

CEO Trans Continent, Ismail Rasyid memfasilitasi gerakan ekspor ini.

"Kami datang mau berkolaborasi, mengingat potensi alam yang sangat luar biasa di Gorontalo," kata Ismail Rasyid, putra Aceh dari Matangkuli Aceh Utara.

Ia masuk ke Gorontalo  membawa Trans Continent pada 2024. Sebuah kolaborasi manis investor dan pemerintah daerah, seperti halnya simbiosis manis antra kelapa dan jagung tadi. (*)

Baca juga: Dari Langsa ke Gorontalo, Kisah Mukhtar Sang Operator yang Tangguh 

Baca juga: Sang Putra Aceh Catat Sejarah, Gerakkan Semangat Ekspor dari Gorontalo

Baca juga: Ditandai Pemecahan Kendi oleh Gubernur dan Wakil Gubernur, Gorontalo Ekspor Santan Beku ke China

Sumber: TribunGayo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved