Dua SD Negeri Tutup

Ketua Komisi D DPRK Aceh Tenggara Ingatkan Disdikbud Jaga Mutu Pendidikan

Ketua Komisi D DPRK Aceh Tenggara, Tgk Marwan Husni, menekankan pentingnya menjaga kualitas dan mutu pendidikan.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Sri Widya Rahma
TRIBUNGAYO.COM/ASNAWI LUWI
SDN TUTUP - Foto diri Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tenggara, Tgk Marwan Husni, di Gedung DPRK Aceh Tenggara, Kecamatan Babussalam, Kutacane, Rabu (12/11/2025). Tgk Marwan Husni, menekankan pentingnya sekolah-sekolah negeri di bawah Disdikbud Aceh Tenggara untuk menjaga kualitas dan mutu. 
Ringkasan Berita:
  • Ketua Komisi D DPRK Aceh Tenggara, Tgk Marwan Husni, menekankan pentingnya menjaga kualitas dan mutu pendidikan.
  • Tgk Marwan menyoroti minimnya pengawasan Disdikbud terhadap sekolah negeri, sehingga mutu pendidikan menurun.
  • Dua SD Negeri di Kecamatan Lawe Sigala-gala ditutup.
  • Kepala Disdikbud Aceh Tenggara, membenarkan dua SD tutup sekitar sembilan tahun lalu, namun menegaskan hal itu terjadi sebelum masa kepemimpinannya.

Laporan Wartawan Tribun Gayo Asnawi Luwi | Aceh Tenggara

TribunGayo.com, KUTACANE - Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tenggara, Tgk Marwan Husni, menekankan pentingnya sekolah-sekolah negeri di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tenggara untuk menjaga kualitas dan mutu.

SEKOLAH DITUTUP - Kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh Tenggara tutup.
SEKOLAH DITUTUP - Kondisi Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kabupaten Aceh Tenggara tutup. (TribunGayo.com/Asnawi Luwi)

Tgk Marwan Husni menilai, penurunan mutu dan kualitas di sekolah negeri menjadi salah satu penyebab berkurangnya jumlah murid, bahkan berdampak pada penutupan sekolah.

Hal itu diungkap Tgk Marwan kepada TribunGayo.com pada Rabu (12/11/2025), ketika dimintai pendapatnya terkait penutupan dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Lawe Sigala-gala.

Baca juga: Jejak Dua SD Negeri di Aceh Tenggara yang Hilang dari Peta Pendidikan

Tgk Marwan Husni Soroti Minimnya Pengawasan Disdikbud

Menurut Tgk Marwan, masyarakat kini lebih cenderung memilih sekolah yang dianggap berkualitas, meski harus mengeluarkan biaya tambahan.

“Sekolah swasta melejit karena kualitas pendidikan. Padahal sekolah negeri memiliki cukup guru dan ASN, tetapi kualitasnya tidak mampu dipertahankan,” ujarnya.

Ia menyoroti minimnya perhatian dan pengawasan dari Disdikbud terhadap SDN hingga Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN).

“Disdikbud harus melakukan monitoring agar sekolah tetap berkualitas. Selama ini pengawasan kurang, sehingga mutu pendidikan menurun,” ungkap Tgk Marwan.

Kualitas Pendidikan Harus Dibenahi Bersama

Ketua Komisi D DPRK Aceh Tenggara tersebut, meminta Bupati menempatkan tenaga pendidik yang berkompeten, termasuk guru bersertifikasi dan guru penggerak, untuk mengisi posisi guru, kepala sekolah, hingga pejabat di jajaran Disdikbud.

Ia juga mendorong dilakukannya inspeksi mendadak (sidak) dengan melibatkan DPRK, insan pers, dan pejabat Disdikbud.

Tgk Marwan menekankan agar kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung (calistung) serta penerapan 8 Standar Pendidikan Nasional (SPN) benar-benar dijalankan di sekolah negeri.

“Anggaran pendidikan cukup besar, ada BOS dan TPG. Maka kualitas harus dibenahi bersama,” tegas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Baca juga: Dua SD Negeri Tutup di Aceh Tenggara, Sekolah Favorit Kini Tinggal Kenangan

Dua SD Negeri di Aceh Tenggara Hilang dari Peta Pendidikan

SDN Kuta Tengah kini sepenuhnya beralih menjadi TK Negeri.

Sementara SDN 2 Lawe Sigala-gala hanya menyisakan satu ruang untuk SDN 1 Lawe Sigala-gala, selebihnya difungsikan sebagai TK.

Di atas kertas, alasan penutupan adalah jumlah murid yang terus menurun.

Namun, di lapangan, cerita yang muncul lebih kompleks.

SEKOLAH DITUTUP - Kondisi SDN Kuta Tengah, di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara, yang telah ditutup. Foto Direkam, Rabu (12/11/2025). (TribunGayo.com/Asnawi Luwi)
SEKOLAH DITUTUP - Kondisi SDN Kuta Tengah, di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara, yang telah ditutup. Foto Direkam, Rabu (12/11/2025). (TribunGayo.com/Asnawi Luwi) (TribunGayo.com/Asnawi Luwi)

Guru Nurhayati, yang pernah mengajar di SDN Kuta Tengah, mengingat masa-masa terakhir sekolah itu.

“Jumlah murid semakin menurun, orang tua mulai enggan menyekolahkan anak di sana. Akhir 2018 sekolah ditutup, saya dipindahkan ke SDN Bertingkat,” kata Guru Nurhasana yang ditemui TribunGayo.com pada Rabu (12/11/2025) lalu.

Namun, guru lain, Sri Surmiati dari SDN 1 Lawe Sigala-gala, punya pandangan berbeda.

Menurutnya, penutupan SDN 2 Lawe Sigala-gala, bukan semata-mata karena berkurangnya murid , melainkan karena krisis tenaga pengajar.

"Saat itu hanya ada dua guru ASN, saya dan Radiani. Banyak guru yang pensiun, sementara murid masih ada lebih dari 40 orang," jelasnya.

Pernyataan Kadisdikbud Aceh Tenggara

Terpisah, kepada TribunGayo.com, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Aceh Tenggara, Julkifli Spd Mpd, membenarkan, berdasarkan laporan stafnya dua SD Negeri tutup sekitar sembilan tahun yang lalu.

Kadisdikbud Aceh Tenggara, Julkifli Spd Mpd (TribunGayo.com/Asnawi Luwi)
Kadisdikbud Aceh Tenggara, Julkifli Spd Mpd (TribunGayo.com/Asnawi Luwi) (TribunGayo.com/Asnawi Luwi)

Dan, itu bukan dimasa kepimpinan dirinya sebagai Kadisdikbud Aceh Tenggara

"Alhamdulillah, dimasa kepimpinan saya belum ada sekolah negeri yang tutup akibat tak ada murid," katanya. (*)

Baca juga: Siswa SMP Tak Lancar Membaca, Tim Disdikbud Aceh Tenggara Turun ke Sekolah

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved