Berita Aceh Tenggara Hari Ini

Psikolog: Kekerasan Terhadap Anak di Aceh Tenggara Ibarat “Fenomena Gunung Es”

Kasus kekerasan terhadap anak perempuan di bawah umur di Aceh Tenggara terus meningkat setiap tahun.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Sri Widya Rahma
TRIBUNGAYO.COM/ASNAWI LUWI
KEKERASAN TERHADAP ANAK - Foto diri Psikolog Nasri Zulhaidi MPsi yang diabadikan, Selasa (11/11/2025). Nasri Zulhaidi menjelaskan bahwa, sebagian kasus kekerasan terhadap anak perempuan di bawah umur dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Aceh Tenggara. 
Ringkasan Berita:
  • Kasus kekerasan terhadap anak perempuan di bawah umur di Aceh Tenggara terus meningkat setiap tahun.
  • Banyak kasus tidak dilaporkan ke polisi dan hanya diselesaikan secara adat di tingkat desa, sehingga menyerupai fenomena gunung es.
  • Penyebab tingginya kekerasan antara lain kurangnya kepedulian masyarakat, melemahnya nilai agama, konsumsi minuman keras seperti tuak dan miras, serta penyalahgunaan narkoba.

Laporan Wartawan Tribun Gayo Asnawi Luwi | Aceh Tenggara

TribunGayo.com, KUTACANE - Kasus kekerasan terhadap anak perempuan di bawah umur di Kabupaten Aceh Tenggara terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Hal tersebut diungkap oleh seorang Psikolog di Aceh Tenggara, Nasri Zulhaidi MPsi, kepada TribunGayo.com pada Selasa (11/11/2025).

Baca juga: Ayah Kandung di Aceh Tenggara Diduga Rudapaksa Anak Perempuannya

Fenomena Gunung Es di Aceh Tenggara

Nasri Zulhaidi menjelaskan bahwa, sebagian kasus kekerasan terhadap anak perempuan di bawah umur dilaporkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Aceh Tenggara.

Namun, sebagian lainnya diselesaikan di tingkat desa melalui mekanisme adat Gampong.

"Kasus kekerasan terhadap anak perempuan dibawah umur di Aceh Tenggara meningkat. Kasus kekerasan terhadap anak di Aceh Tenggara diibaratkan seperti 'Fenomena Gunung Es'.

Artinya, laporannya sedikit, sementara para korban cukup banyak yang tidak melaporkan sampai ke aparat kepolisian," ujar Nasri Zulhaidi.

Nasri menilai, meningkatnya kasus pelecehan seksual hingga rudapaksa terhadap anak di Aceh Tenggara sangat memprihatinkan.

Para korban mengalami trauma dan membutuhkan layanan terpadu serta dukungan pemulihan psikologis.

Baca juga: Kasus Kakek Rudapaksa Cucu di Aceh Tenggara, Polisi Terbitkan DPO

Pengaruh Miras dan Narkoba Dominasi Penyebab

Menurut Nasri, penyebab tingginya kekerasan terhadap anak perempuan di Aceh Tenggara ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

  • Kurangnya kepedulian di tengah masyarakat
  • Kurangnya nilai-nilai Agama
  • Akibat pengaruh minuman keras (miras) seperti tuak
  • Penyalahgunaan Narkoba

Berdasarkan pemeriksaan psikologis, para pelaku umumnya mengonsumsi miras atau narkoba seperti sabu-sabu dan ganja.

Akibatnya, mereka kehilangan akal sehat hingga tidak lagi melihat korban sebagai anak kandung, cucu, saudara atau anggota keluarga sendiri.

Pelaku Berpotensi Menjadi Predator Jika Tidak Diproses Hukum

Lebih lanjut ia mengingatkan, kasus rudapaksa atau pelecehan seksual terhadap anak yang dilakukan orang dewasa sangat berbahaya jika tidak diproses sesuai hukum.

Jika dibiarkan, para pelaku dikhawatirkan tidak jera dan berpotensi menjadi predator yang mencari korban lain. (*)

Baca juga: Polisi Buru Kakek yang Rudapaksa Cucu di Kecamatan Badar Aceh Tenggara

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved