Berita Nasional Hari Ini

Penyair dan Deklamator Indonesia Rayakan Hari Didong di PDS HB Jassin TIM Jakarta

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Rizwan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARI DIDONG - Penyair dan deklamator Indonesia merayakan Hari Didong di PDS HB Jassin TIM Jakarta pada 5 Agustus 2025.

Laporan Fikar W.Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Dalam semangat merayakan kekayaan budaya sastra lisan Tanah Gayo, sejumlah penyair dan deklamator terkemuka dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dalam acara Hari Didong #2: Jiwa Gayo, Merayakan Didong.

Acara yang diselenggarakan oleh Desember Kopi Gayo bekerja sama dengan PDS HB Jassin dan Perpustakaan Jakarta ini menghadirkan perayaan sastra lisan Gayo dalam bentuk diskusi mendalam dan pertunjukan didong serta pembacaan syair oleh tokoh-tokoh sastra nasional.

Kegiatan dipusatkan di Aula PDS HB Jassin Lantai 4 Gedung Ali Sadikin Taman Ismaol Marzuki. 

Sesi I pukul  13.00-15.00 WIB diisi dengan diskusi didong bersama Maestro Ceh Udin Musara, Fikar W Eda (jurnalis dan penyair) serta Ajli Rahmadi, Ketau Sanggar Pegayon. 

Tak kalah penting, refleksi perjalanan Hari Didong disampaikan Irmansyah S.STP, MSP, mantan Ketua Seminar Didong yang menghimpun 200 seniman didong yang memutuskan perlunya Hari Didong dalam pada 5 Agustus 2023.

Diskusi dimoderatori  Irma K. Syahni, sekaligus memandu pertunjukan dan membuka ruang reflektif di antara para pembaca dan penonton. 

Sesi II yang berlangsung mulai pukul 15.15 hingga 19.00 WIB menjadi magnet utama: panggung di Aula PDS HB Jassin berubah menjadi ruang pertemuan lintas wilayah dan generasi, ketika para penyair dan deklamator menyuarakan syair didong dalam gaya khas mereka.

Tampil membacakan syair didong yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia itu adalah Jose Rizal Manua (Jakarta), aktor dan penyair, D. Kemalawati penyair dari Aceh.

Kemudian ada Gus Nas Jogja (Yogyakarta), budayawan dan penyair nyentrik, Ratna Ayu Budhiarti (Garut), penyair dengan latar tradisi Sunda,Ical Vrigar (Jakarta), penyair urban eksperimental, Iin Zakaria (Bandar Lampung), Octavianus Masheka (Jakarta), penyair dan mengelola berbagai aktivitas seni di Jakarta.

Selanjutnya ada Devie Matahari (Jakarta), penyair dan penggerak komunitas seni musikalisasi puisi Indonesia.

Dengan latar gaya, aksen, dan ekspresi yang berbeda-beda, para penyair dan deklamator ini membacakan syair didong sebagai wujud penghormatan terhadap budaya Gayo yang sarat nilai spiritual, historis, dan musikal.

Didong yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo tak hanya ditampilkan sebagai bentuk hiburan tradisional, tetapi juga sebagai ekspresi kesenian yang hidup dan berkembang bersama zaman.

Acara ini merupakan bagian dari komitmen Desember Kopi Gayo untuk terus membawa seni dan budaya Gayo menembus batas lokalitas.

Mengusung semangat keragaman dan lintas budaya, Jiwa Gayo, Merayakan Didong menjadi bukti bahwa sastra lisan mampu menjadi jembatan antara tradisi dan kreativitas modern Indonesia.(*)

Baca juga: Peringatan Hari Didong akan Digelar di Banda Aceh Selasa 5 Agustus 2025