Laporan Romadani | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Dr Rahmat Pramulya, memimpin riset aksi pengembangan model agroforestri kopi adaptif terhadap perubahan iklim di kawasan strategis gunung Burni Telong, Bener Meriah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari kerja kolaboratif dalam Konsorsium Community of Climate Resilient of Nusantara Coffee (CiCoFest) bersama para akademisi.
Peneliti dan mitra lokal, termasuk Lembaga Pengelolaan Hutan Gampong (LPHG) Lestari Pante Raya.
Provinsi Aceh saat ini memiliki kawasan Perhutanan Sosial (PS) berbasis agroforestri kopi arabika di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, serta kopi robusta di Aceh Jaya.
Skema PS ini tak hanya bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.
Tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan, serta berkontribusi pada target FOLU Net Sink dalam laporan NDC nasional.
Namun, menurut Dr Rahmat, pengelolaan PS masih menghadapi sejumlah tantangan serius mulai kesejahteraan petani hingga keberlanjutan ekologis.
“Agroforestri kopi bukan sekadar tentang menanam pohon dan kopi secara bersamaan.
Ini adalah sistem kehidupan yang menyatukan manusia, alam, dan nilai ekonomi dalam satu ekosistem yang saling menguatkan,” ujarnya, Selasa (5/8/2025).
Penelitian lapangan ini akan berlangsung hingga Desember 2025, dengan lokasi utama di kebun kopi agroforestri yang berdampingan dengan tegakan pinus di sekitar Gunung Burni Telong.
Wilayah ini dipilih karena kekayaan ekosistemnya serta kearifan lokal masyarakat petani yang telah lama bergantung pada kopi sebagai sumber penghidupan.
Melalui dialog dengan petani, pengamatan langsung, dan pemetaan sosial-ekologis, tim peneliti menggali data penting untuk menyusun model agroforestri kopi yang berkelanjutan.
Penelitian ini juga mengeksplorasi integrasi tanaman kopi dengan pohon pelindung bernilai ekologi tinggi.
Serta potensi perhitungan nilai ekonomi karbon dari praktik pertanian ramah iklim tersebut.
Dr Rahmat menegaskan bahwa pendekatan ilmiah yang berpihak pada masyarakat akan menjadi fondasi kuat.
Yaitu untuk mewujudkan pengelolaan hutan dan pertanian kopi yang tangguh terhadap perubahan iklim. (*)
Baca juga: Pernah Meletus 5 Kali, Gunung Burni Telong Bener Meriah Kini Siaga II
Baca juga: Gunung Api Burni Telong Bener Meriah Diguncang Gempa Vulkanik Ratusan Kali, Warga Diimbau Tak Panik