Perceraian di Bener Meriah

Angka Perceraian Meningkat di Bener Meriah, Psikolog Ungkap Penyebab dan Solusinya

Pernikahan adalah suatu perjalanan panjang yang tidak selalu mulus. Meskipun begitu, bagi sebagian pasangan, pernikahan bisa berakhir

|
Penulis: Kiki Adelia | Editor: Rizwan
Dok.Ismi Niara Bina 
PSIKOLOG - Ahli Psikolog dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Bener Meriah, Ismi Niara Bina  

Banyak pasangan yang belum benar-benar siap secara finansial saat memulai pernikahan, dan beberapa di antaranya justru terjerumus ke dalam pinjaman online atau berjudi sebagai pelarian.

Selain faktor ekonomi, psikolog juga mengidentifikasi faktor kesiapan mental sebagai salah satu penyebab utama meningkatnya angka perceraian di Bener Meriah.

Dalam beberapa tahun terakhir, tren pernikahan di daerah Kabupaten Bener Meriah memang berkembang pesat.

Namun, banyak calon pengantin yang justru lebih fokus pada hal-hal yang bersifat pencitraan, seperti persiapan resepsi pernikahan yang mewah, foto pre-wedding, dan detail lainnya yang lebih terkait dengan penampilan daripada persiapan mental untuk menjalani kehidupan pernikahan.

Psikolog ini menilai bahwa banyak pasangan yang lebih berfokus pada bagaimana acara pernikahan akan terlihat di mata orang lain, daripada bagaimana mereka bisa menghadapi tantangan dalam menjalani rumah tangga.

Akibatnya, ketika menghadapi masalah dalam pernikahan, mereka merasa tidak siap dan akhirnya lebih memilih untuk menghindar daripada menyelesaikan masalah tersebut dengan cara yang sehat.

“Pernikahan itu bukan hanya tentang resepsi. Itu baru gerbangnya. Setelah menikah, kehidupan yang sesungguhnya dimulai. Tapi banyak pasangan yang justru tidak mempersiapkan mental mereka untuk itu,” ungkap psikolog tersebut.

Selain itu, salah satu masalah yang sering muncul dalam rumah tangga adalah ketergantungan pada game online.

Banyak pasangan yang mulai melarikan diri dari masalah pernikahan mereka dengan bermain game online, yang berujung pada kecanduan.

Ketika masalah-masalah lain, seperti ekonomi, semakin memberatkan, banyak pasangan yang mencari solusi instan, seperti menggunakan pinjaman online.

Pinjaman online yang semakin mudah diakses sering kali menjadi jalan pintas bagi pasangan yang kesulitan memenuhi kebutuhan finansial, namun justru memperburuk kondisi ekonomi mereka.

Pinjaman yang tak terbayar dengan bunga yang menggunung membuat masalah semakin rumit, menciptakan ketegangan lebih dalam hubungan suami istri.

Selain faktor-faktor di atas, masalah lain yang diidentifikasi oleh psikolog tersebut adalah ketidakmampuan pasangan untuk menyelesaikan masalah.

Banyak pasangan yang lebih memilih bercerai karena merasa tidak mau repot dengan proses mediasi yang panjang atau karena merasa lebih mudah untuk menghindari masalah.

Psikolog tersebut menyoroti bahwa banyak pasangan yang tidak berusaha untuk mencari solusi atau berdiskusi secara terbuka untuk menyelesaikan masalah mereka.

Halaman
123
Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved