Berita Aceh
Teras Budaya Terbitkan Buku "Diplomasi Sengketa 4 Pulau Aceh–Sumut"
Buku ini mengupas secara detail perjalanan empat pulau yang secara administratif berpindah-pindah antara Aceh dan Sumatera Utara.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Budi Fatria
Ringkasan Berita:
Laporan Wartawan TribunGayo Fikar W. Eda | Jakarta
TribunGayo.com, JAKARTA - Penerbit Teras Budaya resmi menerbitkab buku terbaru berjudul Diplomasi Sengketa 4 Pulau Aceh–Sumatera Utara, sebuah karya investigatif setebal 242 halaman yang menelusuri salah satu sengketa administratif paling panjang dan membingungkan dalam sejarah Aceh pascareformasi.
Buku ini mengupas secara detail perjalanan empat pulau yang secara administratif berpindah-pindah antara Aceh dan Sumatera Utara selama hampir dua dekade, hingga akhirnya kembali diakui sebagai wilayah Aceh pada tahun 2025.
CEO Teras Budaya, Remmy Novaris DM, menyebut buku ini sebagai dokumentasi paling komprehensif yang pernah diterbitkan mengenai persoalan teritorial tersebut.
"Buku ini menampilkan data, dokumen, dan kronologi lengkap tentang berpindah-pindahnya status kepemilikan empat pulau dari Aceh ke Sumut, lalu kembali ke Aceh, kemudian bergeser lagi ke Sumut, dan akhirnya dipulihkan sebagai wilayah Aceh pada 2025,” ujar Remmy, pada Senin (24/11/2025) di Jakarta.
Baca juga: Presiden Prabowo Kembalikan 4 Pulau ke Aceh, Formad Beri Apresiasi
Menurut Remmy, dinamika sengketa empat pulau ini bukan sekadar persoalan batas administrasi, melainkan cerminan hubungan pusat–daerah, tarik menarik wewenang birokrasi, serta kegelisahan masyarakat di wilayah perbatasan.
Karena itu, dokumentasi sejarah administratifnya menjadi sangat penting untuk dipahami oleh publik, akademisi, maupun pembuat kebijakan.
Remmy yang dikenal sebagai novelis dan pegiat literasi menambahkan bahwa buku ini berhasil menyingkap sisi-sisi penting yang selama ini hanya beredar sebatas rumor.
"Duet penulis nasional Murizal Hamzah dan Fikar W. Eda mampu menyajikan fakta yang selama ini tidak pernah terungkap ke publik.
Baca juga: Blok Medan Melawan Panglima GAM
Mereka membuka arsip, mewawancarai para pihak yang terlibat, dan membangun kembali peta peristiwa secara kronologis. Ini bukan sekadar laporan investigatif, tetapi catatan sejarah yang harus dikenang dan dipahami bersama.”
Memperkaya Khazanah Literatur Kebangsaan
Penerbitan buku ini juga diharapkan membuka ruang dialog yang lebih sehat mengenai isu batas wilayah, tata kelola pemerintahan daerah, serta penguatan otonomi Aceh dalam bingkai NKRI.
Bagi Teras Budaya, penerbitan ini menjadi bagian dari upaya memperkaya khazanah literatur kebangsaan, khususnya yang menyangkut Aceh dan dinamika politiknya yang kompleks.
Buku Diplomasi Sengketa 4 Pulau Aceh–Sumatera Utara kini sudah dapat diperoleh melalui jaringan distribusi Teras Budaya dan toko buku daring. (*)
| Perbaikan Jalan Rusak dan Jembatan, Pemkab Aceh Tenggara Siapkan Anggaran Rp 27 Miliar |
|
|---|
| Sambut HGN dan HUT ke-80, PGRI Jagong Jeget Aceh Tengah Gelar Jalan Sehat dan Lomba Senam |
|
|---|
| Guru SMA Negeri 1 Takengon Vera Hastuti Raih Juara Pertama Guru Berprestasi Aceh 2025 |
|
|---|
| Menguatkan Identitas Visual Dayah: Mural Sufistik Nisan Sultan Malik Al-Saleh Hiasi Kota Jantho |
|
|---|
| Bupati Haili Yoga Resmikan Kampung Inggris Pertama di Aceh Tengah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/Buku-Sengketa-4-Pulau-di-Aceh.jpg)