Konflik Palestina Israel

Israel Cemas, AS Disebut Siap Dukung Kemerdekaan Palestina Lewat Rancangan Resolusi PBB

Langkah ini membuat Israel dilaporkan mulai kebingungan dan menghadapi tekanan politik internal yang semakin besar.

Editor: Malikul Saleh
Tribunnews.com
KONFLIK PALESTINA ISRAEL - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Langkah ini membuat Israel dilaporkan mulai kebingungan dan menghadapi tekanan politik internal yang semakin besar. 

Mereka menentang Negara Palestina, meskipun mereka tidak secara langsung menyebut Netanyahu.

Sementara itu, Smotrich menuduh Netanyahu telah gagal menepati janjinya dan mendesaknya untuk segera merumuskan respons.

Ia mendesak Netanyahu untuk "memperjelas kepada seluruh dunia bahwa Negara Palestina tidak akan pernah muncul di tanah air kami".

Netanyahu sendiri merangkul rencana Trump ini saat kunjungan ke Gedung Putih pada September lalu.

Namun hingga hari Minggu kemarin, ia belum mengeluarkan pernyataan baru mengenai isu kenegaraan Palestina.

Netanyahu sempat berjanji akan merespons sejumlah negara Barat — termasuk Prancis — yang secara resmi mengakui Negara Palestina pada bulan September, tetapi belum menindaklanjutinya dengan tindakan diplomatik apa pun.

Hamas Tolak Pasukan Stabilisasi Internasional

Sementara itu, faksi perlawanan Palestina, termasuk Hamas, menyerukan Aljazair — sebagai anggota tidak tetap DK PBB — untuk menolak rencana pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Gaza.

Mereka menyebut upaya pembentukan ISF sebagai "upaya baru untuk memaksakan bentuk pendudukan lain di tanah dan rakyat kami, dan untuk melegitimasi perwalian asing".

Di sisi lain arena diplomatik, Rusia juga mengedarkan resolusi tandingan sebagai pesaing versi AS.

Resolusi Rusia menawarkan bahasa yang lebih kuat dalam mendukung kenegaraan Palestina, menekankan perlunya penggabungan Tepi Barat dan Gaza sebagai negara yang berdekatan di bawah Otoritas Palestina.

Mengutip Al Jazeera, misi PBB Rusia menyatakan bahwa tujuan mereka adalah "mengubah konsep AS dan membuatnya sesuai" dengan keputusan DK PBB sebelumnya.

Dukungan untuk resolusi AS diperkirakan akan mendapatkan sembilan suara yang dibutuhkan untuk lolos, meskipun kemungkinan besar Rusia dan Tiongkok akan memilih abstain.

Negosiasi diplomatik Israel dengan AS dilaporkan terus berlanjut intensif menjelang voting krusial ini.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved