Kupi Senye

Menjaga Spirit Ibadah di Usia Senja: Hikmah Wudhu dan Shalat bagi Kesehatan Jasmani dan Ruhani

Wudhu adalah pintu menuju shalat. Bukan sekadar membasuh anggota tubuh, tetapi juga membersihkan diri dari dosa dan kegelisahan.

FOTO IST
SEKOLAH LANSIA - Penghulu Ahli Madya dan Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah, Mahbub Fauzie menjadi narasumber dalam kegiatan Sekolah Lansia di Balai Kampung Merah Mege, Kecamatan Atu Lintang, Jumat (17/10/2025). Ia menulis opini berjudul 'Menjaga Spirit Ibadah di Usia Senja: Hikmah Wudhu dan Shalat bagi Kesehatan Jasmani dan Ruhani'. 

Oleh: Mahbub Fauzie SAg MPd *)

Jumat, 17 Oktober 2025, saya mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam kegiatan Sekolah Lansia di Balai Kampung Merah Mege, Kecamatan Atu Lintang, Aceh Tengah.

Pesertanya sekitar dua puluh orang ibu-ibu, rata-rata berusia di atas enam puluh tahun.

Wajah mereka tampak teduh dan penuh semangat. 

Meski sudah tidak muda lagi, semangat belajarnya luar biasa.

Mereka datang bukan untuk mencari gelar atau pekerjaan, tetapi ingin menambah ilmu dan memperkuat hati dalam menghadapi masa tua.

Masa ketika fisik mulai melemah, tetapi jiwa bisa semakin kuat dan tenang.

Saya mendapat giliran mengisi materi tentang dimensi spiritual, setelah pemateri sebelumnya dari Puskesmas menyampaikan tentang kesehatan jasmani dan pola hidup sehat.

Maka, saya mencoba mengaitkan antara ibadah wudhu dan shalat dengan kesehatan tubuh dan ketenangan jiwa. 

Karena dalam Islam, ibadah bukan hanya urusan akhirat.

Tetapi juga membawa manfaat besar bagi kehidupan dunia: membuat tubuh sehat, hati tenang, dan hidup lebih bermakna.

Wudhu: Menyegarkan Tubuh, Menenangkan Hati

Wudhu adalah pintu menuju shalat. Bukan sekadar membasuh anggota tubuh, tetapi juga membersihkan diri dari dosa dan kegelisahan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa berwudhu dengan sempurna, maka dosa-dosanya keluar bersama air, bahkan sampai keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim)

Setiap kali kita membasuh tangan, wajah, kepala, dan kaki, sebenarnya kita sedang melakukan pembersihan lahir dan batin.

Bagi para lansia, wudhu memiliki banyak manfaat kesehatan

Air yang menyentuh kulit dapat melancarkan peredaran darah, menyegarkan saraf, dan menjaga kulit tetap lembab.

Saat berkumur dan membersihkan hidung, kita juga menjaga kebersihan mulut dan pernapasan dari kuman.

Selain menyehatkan tubuh, wudhu juga menyejukkan hati. Ketika kita berwudhu dengan tenang dan penuh kesadaran, hati terasa lebih damai.

Seolah-olah semua beban pikiran ikut mengalir bersama air wudhu yang jatuh ke tanah.

Shalat: Senam Rohani yang Menyehatkan

Setelah berwudhu, datanglah shalat sebagai puncak ibadah. Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga cara kita menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.

Gerakan shalat, berdiri, rukuk, sujud, dan duduk adalah gerakan tubuh yang teratur dan seimbang, seperti senam ringan yang menenangkan.

Ketika berdiri tegak, darah mengalir lancar ke seluruh tubuh.

Saat rukuk, tulang belakang diregangkan, membantu melatih kelenturan.

Ketika sujud, darah mengalir ke otak sehingga menambah suplai oksigen dan membuat pikiran lebih jernih.

Sedangkan duduk di antara dua sujud melatih keseimbangan dan pernapasan.

Namun, manfaat terbesar dari shalat adalah ketenangan hati.

Saat kita membaca, “Subhana rabbiyal a’la” dalam sujud, kita menyadari bahwa diri kita ini lemah, sementara Allah Maha Tinggi dan Maha Kuasa.

Disitulah muncul rasa pasrah dan tenang yang tidak bisa dibeli dengan obat apa pun.

Menjalani Usia Senja dengan Ibadah yang Istiqamah

Usia senja sering dianggap masa menurun, padahal bisa juga menjadi masa puncak kedewasaan iman.

Fisik boleh melemah, tapi semangat dan keyakinan bisa makin kuat jika terus ditempa dengan ibadah.

Saya sampaikan kepada para ibu di Sekolah Lansia bahwa kematian tidak punya nomor urut, tapi nomor cabut artinya, siapa pun bisa dipanggil lebih dulu. 

Karena itu, bekal terbaik adalah husnul khatimah, akhir hidup yang baik, yang diraih dengan terus beribadah dan berbuat baik.

Menjaga kesehatan adalah bentuk ikhtiar, sedangkan memperkuat spiritual adalah bentuk tawakal. Keduanya harus seimbang.

Pola makan, istirahat, olahraga, dan obat perlu dijaga, tapi hati juga perlu diisi dengan zikir, doa, dan syukur.

Sehat, Tenang dan Bermakna di Usia Tua

Di akhir pertemuan, saya sampaikan pesan sederhana:

“Usia tua bukan berarti berhenti, tapi saatnya semakin dekat kepada Allah.”

Allah memberi umur panjang bukan sekadar untuk dihitung, tapi untuk dimaknai.

Setiap sujud, setiap dzikir, setiap tetes air wudhu adalah bukti bahwa hidup kita masih berarti.

Ibadah bukan hanya menenangkan hati, tapi juga memberi energi positif bagi tubuh.

Banyak penelitian membuktikan bahwa orang yang rajin shalat dan berzikir lebih tenang, tekanan darahnya stabil, dan pikirannya jernih.

Bagi para lansia, shalat bukan beban, tapi anugerah. Didalamnya tersimpan pahala, kesehatan, dan ketenangan.

Akhirnya, marilah kita pahami bahwa sehat sejati bukan hanya badan yang kuat, tetapi hati yang tenang dan iman yang teguh.

Di usia senja, mari kita perbanyak sujud, basahi wajah dengan air wudhu, dan isi hari dengan doa.

Karena kebahagiaan sejati bukan diukur dari panjangnya umur, tetapi dari makna setiap napas yang disertai dzikir dan syukur kepada Allah SWT.

*) Penulis adalah Penghulu Ahli Madya dan Kepala KUA Kecamatan Atu Lintang, Sekretaris II PW APRI Provinsi Aceh

KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved