Seni dan Budaya

"Kelising" Karya Salman Yoga Masuk Nominasi Penghargaan Sastra 2025 Kategori Naskah Drama

Salman Yoga S dengan karya berjudul "Kelising" berhasil menempati posisi ketiga dari empat nominasi terbaik nasional.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
ISTIMEWA
PENGHARGAAN SASTRA 2025 - Salman Yoga S adalah penulis, sutradara dan dosen sastra yang berasal dari Takengon, Aceh Tengah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengumumkan daftar nominasi Penghargaan Sastra Tahun 2025. 

Laporan Wartawan Tribun Gayo Fikar W Eda | Jakarta

TribunGayo.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengumumkan daftar nominasi Penghargaan Sastra Tahun 2025.

Dalam kategori Naskah Drama, nama Salman Yoga S dengan karya berjudul "Kelising" berhasil menempati posisi ketiga dari empat nominasi terbaik nasional.

Buku "Kelising"  karya Salman Yoga dinilai menghadirkan kekuatan dramatik yang berakar pada tradisi dan spiritualitas masyarakat Gayo.

Buku ini memuat empat naskah drama semua yang berakar pada tradisi Gayo.

Salman menafsir ulang konsep “kelising” sebuah istilah Gayo yang bermakna penyembuhan diri dan kebangkitan batin.

Drama ini mengangkat tema trauma sosial, rekonsiliasi, dan pencarian jati diri manusia di tengah benturan budaya modern dan nilai-nilai tradisi.

“Kelising adalah upaya saya untuk menyuarakan kebijaksanaan lokal Gayo ke panggung nasional. Didong, tari guel, dan bahasa Gayo bukan sekadar ornamen budaya, tetapi sumber nilai dan filosofi hidup,” ujar Salman Yoga saat dimintai tanggapannya.

Selain Salman Yoga, nominasi kategori Naskah Drama juga mencantumkan Angelina Enny dengan dua karya, Malam Kelima Belas dan Mencari Sita di Hindia Belanda, serta Sasti Gotama dengan Sima van Kediri.

Pemenang utama akan diumumkan pada 28 Oktober 2025 dalam puncak peringatan Bulan Bahasa dan Sastra di Jakarta.

Salman Yoga S adalah penulis, sutradara dan dosen sastra yang berasal dari Takengon, Aceh Tengah.

Ia dikenal luas sebagai penggagas Teater Reje Linge, kelompok teater yang aktif mengangkat khazanah budaya Gayo ke dalam bahasa teater modern.

Salman juga kerap diundang tampil dalam berbagai festival teater dan sastra di Indonesia.

Keterlibatannya dalam pelestarian seni tutur didong, tari guel, dan naskah-naskah rakyat Gayo membuatnya dikenal sebagai salah satu intelektual kebudayaan Gayo yang konsisten menjembatani tradisi dan modernitas melalui seni panggung. (*) 

Baca juga: Bedah Buku "Kelising" Karya Salman Yoga: Ruang Seni, Ingatan dan Kemanusiaan

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved