Seni dan Budaya

Semaan Puisi ke-100: Merenungkan Syekh Nawawi di Keraton Kaibon

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 (BPK Wilayah 8) sukses menggelar Semaan Puisi Episode ke-100 di situs bersejarah Keraton Kaibon.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
ISTIMEWA
SEMAAN PUISI - Para seniman dalam Semaan Puisi Episode ke-100 di situs bersejarah Keraton Kaibon, Sabtu malam (25/10/2025). Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 (BPK Wilayah 8) sukses menggelar Semaan Puisi Episode ke-100 di situs bersejarah Keraton Kaibon, Sabtu malam (25/10/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Gayo Fikar W Eda | Banten


TribunGayo.com, SERANG - Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 (BPK Wilayah 8) sukses menggelar Semaan Puisi Episode ke-100 di situs bersejarah Keraton Kaibon, Sabtu malam (25/10/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari Festival Sasaka Cibanten, yang menggabungkan pelestarian budaya, sejarah, dan lingkungan Sungai Cibanten.

Acara istimewa ini menampilkan puisi-puisi karya penyair asal Banten, Toto ST Radik, dan dihadiri oleh masyarakat, seniman, mahasiswa, serta budayawan.

Episode ke-100 ini dianggap sebagai momen bersejarah karena dilaksanakan di tanah kelahiran sang penyair.

Perwakilan panitia menjelaskan bahwa Sasaka Cibanten bertujuan menghidupkan kembali ingatan masyarakat terhadap Sungai Cibanten sebagai urat nadi sejarah dan identitas Banten.

Festival ini sebelumnya telah digelar di wilayah hulu (Cibanten, Ciomas) dan tengah (Gedung Juang 45, Umah Kaujon), sebelum berpuncak di Keraton Kaibon.

Budayawan Jamal D. Rahman turut hadir memberikan tausiah kebudayaan berjudul “Syekh Nawawi dan Multatuli: Merenungkan Bias Kolonial dalam Tubuh Kita.”

Ia menyoroti pemikiran dekolonial Syekh Nawawi Albantani sebagai rahim nasionalisme Nusantara dan mengingatkan pentingnya membebaskan cara berpikir dari warisan kolonial.

“Kolonialisme paling halus bekerja di cara kita mengingat dan mengenang.

Dekolonialitas adalah keberanian menatap cermin dan merobohkan singgasana kecil kolonialisme dalam diri kita,” ujarnya.

Malam Semaan Puisi ditutup dengan pembacaan puisi-puisi Toto ST Radik seperti “Indonesia pada Sebuah Malam” dan “Tirtayasa”, yang menggugah kesadaran sejarah dan kebanggaan terhadap warisan budaya Banten.

Panitia berharap kegiatan ini terus berlanjut sebagai ruang refleksi dan apresiasi terhadap sastra serta budaya lokal. (*) 

Baca juga: Agus R Sarjono Luncurkan Kumpulan Puisi Terbaru “Seperti Puisi” di PDS HB Jassin

Baca juga: Forum Film Bandung Luncurkan Antologi “Puisi Film Kebangkitan” di PDS HB Jassin Jakarta

Baca juga: Menggali Sengkewe, Telaga tak Pernah Kering, Puisi 18 Penulis Perempuan Gayo

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved