Sejarah Gayo

Catatan Veteran Gayo dari Medan Area (1): Karabein Mitraliur Yang Macet 

Ada catatan harian pada peristiwa pelucutan senjata Jepang di Takengon, dan perjuangan merebut kemerdekaan di Aceh Tengah.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
HM Kasim Amin (nomor tiga dari kiri) Kepala Regu 1 di Medan Area. Pasukan ini pulang ke Takengon pada 21 Juni 1946. 

Dengan bermodalkan semangat tinggi itu dengan senjata bambu runcing dan senjata-senjata ringan hasil rebutan dari tangan askar Jepang. 

Begitulah pasukan pertama dari Aceh Tengah (penulis catatan ini ikut sebagai kepala regu dari unsur Pesindo) bersama-sama dengan Laskar Mujahidin di bawah pimpinan tentara keamanan rakyat atau TKR berjumlah lebih kurang 100 orang diberangkatkan ke Medan melalui jalan Blangkejeren. 

Pasukan dipimpin oleh Bapak Mayor Alamsyah (TKR) dengan staf  Saharuddin, M. Syukur Mahmud (PTT) dan Hasan Aman Syamsi sebagai Kepala Seksi 1 dan dengan dibantu beberapa orang kepala seksi lagi.

Pasukan yang diberangkatkan ini terlebih dahulu sudah menjalani latihan militer dan latihan mempergunakan senjata ringan seperti karaben,  karabein mitraliur (KM) dan senapang mesin otomatis.

Di samping itu sebagian besar anggota pasukan bersenjatakan kelewang. 

Bertepatan dengan hari lahir Kartini pada tanggal 21 April 1946 jam 20.00 waktu Indonesia Barat dengan 4 buah truk dan diantar oleh lapisan masyarakat pasukan meninggalkan Takengon.

Kendaraan hanya sampai di Kampung Waq saja dan selebihnya dengan berjalan kaki sampai Desa Gunung Setan dekat Kutacane.

Rute  ditempuh sepanjang 170 km,   dalam waktu 8 hari, yaitu tiba di Kutacane pada tanggal 29 April 1946 jam 16.30 waktu Indonesia Barat.

Baca juga: Bisa Menghilang dan Ditakuti, Ini Sosok Tengku Tapa dalam Catatan Sejarah Belanda

Markas TKR Two Rivers: 

Setelah beristirahat dua hari di Kutacane pasukan meneruskan perjalanan.

Buat sementara pasukan dikumpulkan di Lau Sinamo yaitu sebuah perkampungan orang berpenyakit lepra di daerah Karo.

Kesempatan yang terluang dipergunakan untuk mengadakan latihan perang-perangan di bukit-bukit sekitar Lau Sinamo.

Pasukan menunggu hari-hari penyerangan ke kota Medan tetapi belum ada keputusan dari volk front atau persatuan perjuangan Sumatera Timur.

Selama di sini kira-kira 11 hari pasukan-pasukan sesekali pergi juga beroperasi ke tempat yang penting dan nanti akan diceritakan pada bagian lain jalannya operasi-operasi pembersihan ke dalam yaitu pembersihan pengkhianat penghianat dan penghalang-penghalang kemerdekaan.

Setelah itu pada tanggal 13 Mei 1946 pasukan dipindahkan ke sekitar Medan yaitu ke camp TKR di Two Rivers Desa Sudi Menanti bekas perkebunan tembakau Belanda. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved