Sejarah Gayo
Catatan Veteran Gayo dari Medan Area (1): Karabein Mitraliur Yang Macet
Ada catatan harian pada peristiwa pelucutan senjata Jepang di Takengon, dan perjuangan merebut kemerdekaan di Aceh Tengah.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
Camp Two Rivers ini terkenal ke mana-mana sebagai markas terkuat di Sumatera Timur di bawah pimpinan Bung NIP Karim Putra Abdul Karim MS.
Markas di sini mempunyai persenjataan yang agak lengkap karena mereka ada memiliki bengkel senjata ringan.
Pemindahan pasukan dari Lau Sinamo ke Two Rivers dilakukan pada malam hari agar tidak dapat diketahui oleh musuh atau antek-anteknya.
Selama di Two Rivers pasukan bersama-sama dengan tentara keamanan rakyat atau TKR mengadakan operasi sampai ke pinggiran kota Medan seperti Sunggal, Sungai Sikambing, dan Deli Tua.
Baca juga: Berikut Sejarah Bendera Merah Putih, Mulai dari Pemilihan Warna Bendera hingga Lagu Kebangsaan
Pada umumnya desa-desa di luar kota Medan dikuasai oleh pihak Republik.
Sekali-kali terjadi pertempuran antara pihak kita dan musuh. Hampir pada semua pertempuran pihak kita sedikit sekali ada korban jatuh.
Tiap-tiap pasukan Inggris akan beroperasi keluar sarangnya di Medan, pihak kita selalu cepat mengetahuinya dan segera diadakan penghadangan.
Hal ini adalah berkat bantuan anggota-anggota pasukan India Muslim (tentara Sekutu yang bersimpati pada perjuangan rakyat yang ingin merdeka), demikian juga beberapa bekas tentara Jepang banyak membantu perjuangan kita dalam pertempuran-pertempuran karena lebih mahir mempergunakan senjata-senjata otomatis mereka sendiri.
Pasukan Inggris lainnya kebanyakan terdiri dari orang-orang India Gurkha.
Musuh-musuh kita lainnya ialah penghianat bangsa yang menjadi mata-mata mereka dan juga tentara milisi Poh Han Tui yang terdiri dari orang Cina perantauan yang semuanya berdiam dalam kota Medan.
Setelah berada kira-kira seminggu di Two Rivers anggota pasukan dari Aceh Tengah sudah mulai nampak rasa kebosanan karena belum adanya perintah menyerang kota Medan.
Ketentuan hari penyerangan masih dalam perembukan pemimpin-pemimpin perjuangan Sumatera Timur yang tergabung dalam persatuan perjuangan.
Sudah direncanakan seandainya dalam satu minggu lagi masih belum ada perintah penyerbuan, pasukan akan pulang ke Aceh.
Baca juga: Kejayaan Orang Gayo, Pernah Latih Pasukan Kerajaan Raya Simalungun Hadapi Kolonialisme Belanda
Pertempuran Medan Area
Pada tanggal 24 Mei 1946, hari Jumat, kira-kira jam 10.30 WIB pagi dapat berita bahwa pasukan Inggris akan bergerak ke tiga jurusan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/HM-Kasim-AMin.jpg)