Kasus Polio
Kasus Pertama Ditemukan di Aceh Sejak Dinyatakan Indonesia Bebas Virus Polio Tahun 2014
Diketahui, anak 7 tahun yang terifeksi virus Polio di Pidie, Aceh ini belum menerima vaksinasi Polio.
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto menyampaikan pernyataan tersebut usai mendapatkan laporan seorang anak positif dinyatakan terserang virus Polio.
“Dengan ditemukannya kasus Polio di Pidie, maka kami menyatakan ini sebagai Kejadian Luar Biasa.
Karena seperti yang kita ketahui Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sudah dinyatakan bebas Polio.
Dan dunia saat ini bergerak menuju eradikasi untuk menghilangkan Polio dari seluruh negara,” ujar Wahyudi di Kantor Bupati Pidie, Jumat (18/11/2022).
Kasus Polio atau lumpuh layuh pada anak yang ditemukan di Pidie telah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium Prof Sri Oemijati Kementerian Kesehatan di Jakarta yang merupakan laboratorium rujukan nasional.
“Anak berinisial A usia 7 tahun, awalnya mengalami sakit demam dan kemudian muncul nyeri pada persendian dan kelemahan anggota gerak.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium, diketahui bahwa pasien terinfeksi virus Polio,” ujar Wahyudi.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Pidie, dr Arika Aboebakar menyatakan pihaknya bersama dengan tim dari Dinas Kesehatan Aceh, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, sudah melakukan respons awal kejadian ini.
Berupa, penyelidikan epidemiologi (PE), termasuk pencarian kasus tambahan di wilayah terdampak baik di masyarakat maupun melalui kunjungan ke puskesmas dan rumah sakit setempat.
Pihaknya juga melakukan review cakupan imunisasi dan penilaian kondisi sosial untuk mengetahui bagaimana penerimaan masyarakat di wilayah terdampak terhadap imunisasi.
Selain itu koordinasi dan pengaktifan Tim Gerak Cepat (TGC) juga segera dilakukan.
“Perlu diketahui, virus Polio menular melalui air yang tercemar tinja yang mengandung virus Polio.
Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi Polio secara lengkap.
Maka, virus Polio akan berkembang biak, disaluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan," ujar Arika.
"Ini dapat terjadi jika cakupan imunisasi rendah dalam jangka waktu yang cukup lama.