Berita Aceh

Melihat Kisah 3 Peristiwa Kelam sebagai Pelanggaran HAM Berat di Tanah Rencong Aceh

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui adanya 12 peristiwa pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang terjadi di masa lalu

Editor: Rizwan
Web Serambi Indonesia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menko Polhukam, Mahfud MD, dan Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu memberikan keterangan terkait pelanggaran HAM masa lalu di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1/2023). 

” Hal tersebut dilakukan agar GAM yang ada di gunung turun dan menyerahkan diri.

Penyiksaan dilakukan di Rumoh Geudong antara lain dengan digantung, ditelanjangi, dipukul menggunakan balok, perempuan diperkosa, orang disiksa dengan keji, lalu dibenamkan ke dalam septic tank.

Baca juga: Komnas HAM Miliki Video Kunci Tragedi Kanjuruhan, Ungkap Sejumlah Fakta Lainnya

Dalam Operasi Jaring Merah pada tahun 1990, Pidie menempati area operasi sektor A atau termasuk area utama.

Rumoh Geudong adalah salah satu Pos Satuan Taktis dan Strategis (Pos Sattis) yang terkenal dengan penyiksaannya.

Jika sudah masuk ke Rumoh Geudong pada saat itu sulit rasanya keluar dengan selamat.

Peristiwa tragis itu terus berlangsung hingga 7 Agustus 1998, saat Menteri Pertahanan (Menhan)/Panglima ABRI saat itu, Jenderal TNI Wiranto, mencabut status DOM di Aceh.

Pada 12 Agustus 1998, sekitar 30 menit setelah Tim Komnas HAM yang dipimpin Baharuddin Lopa meninggalkan lokasi rumah tersebut dalam rangka mencari bukti-bukti kebenaran, akhirnya Rumoh Geudong dibakar massa.

Kedua, Peristiwa Simpang KKA.

Peristiwa Simpang KKA juga merupakan sebuah tragedi kelam bagi masyarakat Aceh.

Dalam tragedi ini, puluhan nyawa masyarakat sipil melayang akibat imbas konflik Aceh kala itu.

Peristiwa Simpang KKA terjadi tepat di Simpang PT Kertas Kraft Aceh (KKA), Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, pada Senin, 3 Mei 1999.

Baca juga: Kisah Tiko dan Bu Eny, Kini Rumah Mewahnya tidak Lagi Menyeramkan

Keesokan harinya atau Selasa, 4 Mei 1999, Harian Serambi Indonesia menerbitkan berita tentang persitiwa tersebut sebagai headline (HL) halaman 1 dengan judul "Lhokseumawe Banjir Darah, Puluhan Tewas Ditembak.

"Namun, sumber lain menyatakan, ada 23 orang yang sempat didata identitasnya sebagai korban jiwa dalam tragedi itu.

Menurut keterangan masyarakat setempat, sulitnya pendataan jumlah korban juga karena ada korban tewas di tempat yang langsung dibawa pulang ke rumahnya oleh pihak keluarga mereka.

Wakil Koordinator Tim Pencari Fakta TPF Pemda Aceh Utara, TS Sani, yang pada saat itu menghubungi Serambi mengatakan bahwa ada tambahan empat korban yang terdata di lembaga tersebut.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved