Berita Nasional

Kute Takengen Sudah Berusia 446 Tahun, Muchlis Gayo Jelaskan Lahirnya Ide Peringatan HUT

Berbagai kalangan  mempertanyakan asal muasal penetapan tanggal dan tahun penetapan  HUT Kute Takengen tersebut. 

|
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jafaruddin
For Tribungayo.com
Muchlis Gayo mantan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Budparpora) Aceh Tengah 

Laporan Fikar W Eda I Jakarta

TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Muchlis Gayo yang pernah menjabat Kadis Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Budparpora) Aceh Tengah dan Muhammad Ridwan, mantan Ketua Komisi D DPRK Aceh Tengah yang antara lain membidangi pariwisata,  menjelaskan tentang gagasan lahirnya peringatan HUT Kute Takengen

Keduanya berbicara dalam "FGD Takengen, Takengon, Kota Takengon?" diselenggarakan secara virtual melalui platform  zoom meeting oleh Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat (24/2/2023) malam.

Tahun ini Kute Takengen mencapai usia 446  pada tanggal 17 Februari  2023.

Berbagai kalangan  mempertanyakan asal muasal penetapan tanggal dan tahun penetapan  HUT Kute Takengen tersebut. 

Hadir dan mengikuti diskusi tersebut sejarawan UIN Syarif Hidayatullah Prof M Dien Masjid, antropolog dari Universitas Sumatera Utara (USU) Fikarwin Zuska, budayawan Dr Salman Yoga S, Win Wan Nur, Zulfikar Achmad Aman Dio, Fikar W Eda,  dan lain-lain.

Baca juga: Gayo Lues Kirim Kuda 35 Ekor ke Event Pacuan Kuda Meriahkan HUT Kota Takengon

Diskusi dipandu Ketau Pusat Kajian Kebudayaan Gayo Yusradi Usman al-Gayoni.

Muchlis Gayo menyebutkan, saat dirinya menjabat Kadis Budparpora  Aceh Tengah menawarkan ide kepada Bupati Aceh Tengah, ketika itu, Ir Nasaruddin  menciptakan event pariwisata dan budaya untuk mendukung pengembangan pariwisata Aceh Tengah.

Pengalamannya sebagai pegawai di Setneg, Muchlis  mengusulkan  moment peringatan HUT Kute Takengen, seperti beberapa kota di Indonesia yang memperingati kelahiran kotanya. 

Dengan harapan event HUT Kute Takengen itu bukan saja peristiwa budaya dan pariwisata, melainkan juga bisnis.

Forum Tiu bisa dimanfaatkan dinas dan instansi terkait mempublikasi capaian masing-masing, sehingga bisa mengundang minat investor.

Baca juga: HUT BUMN dan Hari Jadi Kute Takengen Dimeriahkan Ribuan Peserta yang Ikuti Jalan Sehat di Takengon 

Sebelumnya di daerah itu ada atraksi pacuan kuda tradisional yang berlangsung setiap Agustus.

Tapi kata Muchlis event itu belum begitu menjual ke dunia luar.

"Yang datang dari Bireuen mereka yang berjualan rambutan dan lain-lain yang kita butuhkan adalah sebuah media lebih dari itu," cerita Muchlis Gayo.

Tentang penetapan tanggal 17, Muchlis mengatakan karena dianggap sakral bagi umat Islam, sesuai bilangan rakaat shalat sehari semalam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved