Berita Aceh Tengah

Potret Penampakan Gerhana Matahari Hibrida di Takengon Aceh Tengah

Untuk wilayah Aceh terdapat 16 kabupaten yang dapat menyaksikan gerhana matahari hibrida dengan waktu yang berbeda-beda.

|
Penulis: Cut Eva Magfirah | Editor: Mawaddatul Husna
TribunGayo.com/Fachri Zikrillah
Potret penampakan Gerhana Matahari Hibrida di Takengon Aceh Tengah, Kamis (20/4/2023). 

Untuk wilayah lain di Indonesia akan melihat gerhana matahari dalam bentuk gerhana parsial.

Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA, Senin (17/4/2023) menjelaskan, gerhana jenis keempat atau Gerhana Matahari Hibrida, tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau disebut langka.

Baca juga: Gerhana Matahari dan Bulan Terjadi Empat Kali Dalam Tahun 2023, Simak Penjelasannya

Terakhir gerhana ini terjadi pada 8 April 2005 yang melintasi Samudera Pasifik, Panama, Kolombia, dan Venezuela.

Adapun wilayah lain di Indonesia khususnya Provinsi Aceh yang dapat melihat gerhana matahari dalam bentuk gerhana parsial yaitu:

"Seluruh Provinsi di Indonesia akan menyaksikan gerhana ini dalam bentuk parsial dan ada dalam bentuk gerhana total.

Baca juga: Gerhana Matahari Langka Lintasi Wilayah Aceh Dua Malam Sebelum Idul Fitri Tahun 2023

Namun tidak seluruh daratan di Provinsi Aceh berkesempatan untuk menyaksikan gerhana ini.

Seperti Sigli, Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, dan Aceh Jaya atau enam daerah ini tidak berkesempatan untuk menyaksikan gerhana ini.

Karena jalur gerhana tidak melewati daerah tersebut," terang Tgk Ismail.

Ia menambahkan, untuk daerah lain di Provinsi Aceh dapat menyaksikan gerhana ini dengan persentase bentuk gerhana yang berbeda-beda.

Baca juga: Gerhana Matahari Langka Akan Melintasi Indonesia, Ini Kata Dosen Ilmu Falak IAIN Lhokseumawe

Bireuen ketampakan gerhana hanya 0,2 persen, Lhokseumawe dan Meulaboh hanya 0,4 persen, Langsa hanya 1,6 persen, dan Singkil hanya 3,8 persen.

Persentase ini merupakan besaran piringan matahari yang ditutupi oleh piringan bulan.

Tgk Ismail juga menjelaskan, durasi waktu terjadi gerhana, dihitung dari awal terjadi gerhana sampai terakhir terjadinya gerhana.

"Dalam durasi gerhana inilah disunahkan melaksanakan shalat gerhana matahari.

Awal gerhana matahari ditandai dengan bertemunya piringan bulan dengan piringan matahari yang dapat disaksikan seolah-olah ada piringan hitam yang mulai memasuki piringan matahari.

Sedangkan berakhir gerhana matahari ditandai saat piringan bulan terlepas dari piringan matahari," jelasnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved