Berita Nasional
Wamenkominfo Nezar Patria Justru Getol Belajar Sejarah Aceh Saat di Yogyakarta
"Jadi saya getol belajar sejarah dan budaya Aceh itu justru setelah di Jogja," kata Nezar yang mengenakan batik lengan panjang.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Wamenkominfo Nezar Patria Justru Getol Belajar Sejarah Aceh Saat di Yogyakarta
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO COM, JAKARTA - Nezar Patria, putra Aceh yang belum lama dilantik sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkoinfo) belajar sejarah Aceh justru saat kuliah di Yogyakarta.
Di kota istimewa ini pula, Nezar Patria mulai berbahasa Aceh kembali.
Pengakuan ini disampaikan Nezar dalam bedah buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" diselenggarakan Forum Wartawan Aceh Jakarta atau For-Jak, di Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" Ditulis Nezar Patria dengan Tangan Gemetar
"Jadi saya getol belajar sejarah dan budaya Aceh itu justru setelah di Jogja," kata Nezar yang mengenakan batik lengan panjang.
Lahir di Sigli pada 1970, Nezar Patria menjalani pendidikan dasar sampai menengah atas di Aceh.
Ia bahkan sempat kuliah satu tahun di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
Ketika itu Nezar sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi di Aceh, tentang pemberontakan, konflik, politik, keamanan dan sebagainya.
Baca juga: Wamenkominfo Nezar Patria Ucapkan HUT TribunGayo ke-1:Semoga Jadi Media Online Terdepan & Terpercaya
Ia memang tahu ada poster mencari Hasan Tiro dan banyak lagi yang ditempel di beberapa tempat.
Ia menganggap bahwa barangkali mereka dicari karena kriminal.
"Saya nyaris lost generation," kata Nezar.
Lain waktu Nezar mengenakan kaos bertuliskan Texas AMN University.
"Saya dilarang pakai baju itu, karena takut Aceh Merdeka. Saya tidak tahu apa itu Aceh Merdeka dan apa masalahnya," kisah Nezar.
Baca juga: Forum Jurnalis Aceh Gelar Bedah Buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" Karya Nezar Patria Wamen Kominfo
Ia kemudian minta kuliah di Yogyakarta, antara lain karena inspirasi dari Bre Redana, wartawan Kompas yang sedang melakukan penelitian dan membangun Serambi Indonesia di Banda Aceh.
"Nah di Jogja saya baca laporan Amnesty Internasional tentang persoalan Aceh. Itulah yang membuka mata saya, dan sejak itulah saya getol belajar sejarah Aceh dan makin getol setelah tahu konflik Aceh," kenang Nezar. (*)
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Wamenkominfo
Nezar Patria
Yogyakarta
Aceh
bedah buku
TribunGayo.com
berita gayo terkini
Badan Penghubung Pemerintah Aceh
Forum Wartawan Aceh Jakarta
| Sastrawan Indonesia Terbitkan Resolusi Tentang Calon Penerima Penghargaan BRICS |
|
|---|
| DSI Buka Kelas Internasional Bidang Hukum APS Bersama UNSURYA |
|
|---|
| Psikolog Keluarga Ungkap Latar Belakang Lahirnya Tepuk Sakinah |
|
|---|
| Pertamina Patra Niaga Sumbagut Awasi Pelayanan SPBU Lewat Program Pantau Bareng |
|
|---|
| Gaji PNS Naik Berdasarkan Perpres 79 Tahun 2025, Ini Kata Kemenkeu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.