Berita Aceh

Rawa Singkil Aceh Kehilangan 1.324 Ha Tutupan Hutan, Bencana Terus Datang dan Habitat Satwa Terancam

Jika Hutan Rawa Singkil yang menjadi habitat alami orangutan dan satwa-satwa penting lainnya juga terus dirusak, berpotensi menimbulkan konflik.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Kolase TribunGayo.com/Tribunnews.com
Suasana jalannya diskusi penyelamatan Rawa Singkil di Kedai Tjikini, Menteng, Jakarta (kiri). Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil (kanan). 

Dalam lima tahun terakhir sedikitnya Rawa Singkil telah kehilangan 1.324 hektare tutupan hutan.

"Selama Juni 2023 saja kami menduga ada sekitar 66 Hektare hutan yang hilang di Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

Total selama Januari hingga Juni 2023, Suaka Margasatwa Rawa Singkil diperkirakan  mengalami kehilangan tutupan hutan seluas 372 hektare atau meningkat 57 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu," ujar Lukman.

Baca juga: Penemuan Tulang Berulang Manusia di Bener Meriah Buat Geger

Diskusi ini diawali dengan pemutaran film indepth dokumenter "Demi Sawit" yang digarap secara independen oleh FJL Aceh yang turun langsung meliput ke Rawa Singkil.

Film ini menggambarkan  kondisi terkini Rawa Singkil yang semakin terancam dengan perambahan dan alih fungsi hutan ke lahan sawit.

Dalam film tersebut terungkap bagaimana Rawa Singkil dirambah untuk sawit.

Aparat desa yang dibekingi oknum tertentu termasuk pejabat mudah sekali menjual tanah di kawasan suaka margasatwa itu ke pemodal untuk dijadikan perkebunan sawit.

Para pemodal juga mendanai masyarakat untuk membuka lahan sawit di kawasan hutan gambut. Sekilas lahan tersebut milik masyarakat, padahal ada pemodal di belakangnya.

"Film ini kami buat setelah beberapa kali meliput langsung ke kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil, sehingga timbul rencana ingin membuat sebuah karya visual dalam bentuk film indepth dokumenter, sejak beberapa tahun terakhir," kata Koordinator FJL Aceh, Munandar Syamsuddin.

Menurutnya orang luar termasuk wartawan tak mudah masuk ke Rawa Singkil karena ada oknum yang memanfaatkan masyarakat sebagai tameng.

"Ada ancaman ketika kami datang membawa kamera, butuh waktu untuk menjelaskan dan memahamkan masyarakat di sana.

Itu posisi kami sangat was-was, tapi kami dan kawan-kawan Forum Jurnalis Lingkungan sangat intens dengan isu-isu lingkungan.

Jadi kami tetap memberanikan diri masuk untuk memberikan informasi ke masyarakat apa yang sebenarnya terjadi," kata Munandar.

"Saya bisa katakan kalau di Meksiko ada kartel narkoba, di Aceh khususnya Rawa Singkil sekarang ada semacam kartel sawit mungkin."

Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye WALHI Aceh, Afifuddin Acal mengatakan bahwa Rawa Singkil masih bermasalah dengan tapal batas.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved