Berita Aceh

Rawa Singkil Aceh Kehilangan 1.324 Ha Tutupan Hutan, Bencana Terus Datang dan Habitat Satwa Terancam

Jika Hutan Rawa Singkil yang menjadi habitat alami orangutan dan satwa-satwa penting lainnya juga terus dirusak, berpotensi menimbulkan konflik.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mawaddatul Husna
Kolase TribunGayo.com/Tribunnews.com
Suasana jalannya diskusi penyelamatan Rawa Singkil di Kedai Tjikini, Menteng, Jakarta (kiri). Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil (kanan). 

"Ini memunculkan konflik tersendiri," katanya.

Kemudian masalah penegakan hukum yang tebang pilih, hanya menyasar masyarakat biasa saja, membuat perambahan Rawa Singkil terus terjadi.

"Yang perlu diketahui bahwa warga biasa hanya melakukan perambahan di pinggiran saja, tetapi yang masuk ke dalam kawasan inti Rawa Singkil dengan membawa eskavator untuk membuka jalan dan saluran, ini patut dipertanyakan," ujar Afifuddin.

Pada November 2016, pernah tim BKSDA dan Polisi mengamankan beberapa pekerja dan alat berat yang sedang merambah Rawa Singkil.

"Anehnya alat berat eskavator yang sudah disita polisi di lokasi tiba-tiba hilang tanpa jejak. Ini salah satu bukti ada yang bermain di Rawa Singkil," kata Afifuddin.

Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi Ditjen Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nurazizah Rahmawati mengatakan bahwa Rawa Singkil harus diselamatkan dengan melibatkan semua pihak.

Salah satu solusi dengan penegakan hukum terhadap pelanggar perambahan hutan, melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Hal itu dilakukan agar tidak begitu saja menjual tanah di kawasan konservasi itu walaupun masuk dalam batas desa mereka.

"Masyarakat yang tinggal di situ sebenarnya tak ingin (perambahan) ini berlanjut, tapi kemudian kemana suara ini disampaikan?

Apakah ini sudah didengar oleh pemerintah daerah di sana? Ini perlu juga dibuat salurannya," kata Nurazizah.

Menurutnya selama ini yang paling merasakan dampak dari deforestasi Rawa Singkil adalah masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

"Yang duluan kena banjir kan warga kita di sana."

Sementara Pengendali Ekosistem Hutan Muda Direktorat Perencanaan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Taufik Syamsudin mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kawasan hutan termasuk Rawa Singkil.

Pemerintah sudah membentuk satuan tugas khusus untuk menyelesaikan masalah perkebunan sawit ilegal di kawasan konservasi.

KLHK juga akan menurunkan tim untuk memverifikasi mana klaster sawit korporasi dan masyarakat. Untuk sawit masyarakat penyelesaiannya akan diperlakukan berbeda.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved