HUT Ke 78 Kemerdekaan RI
Melalui 'Kawat' dari Muhammad Din di Medan, Berita Kemerdekaan Tiba di Takengon
Muhammad Din ketika itu menjabat Toko Bet Sumatera dan kemudian berpangkal kolonel dengan nama Kolonel M Din Sinar Terang berkedudukan di Sibolga.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Khalidin Umar Barat
Laporan Fikar W.Eda I Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM, TAKENGON - Kapan berita tentang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Takengon?
Ternyata berita penting ini dikirim melalui 'kawat' oleh Muhammad Din dari Medan dan diterima oleh Raja Abd. Wahab di Takengon pada awal September 1945.
Muhammad Din ketika itu menjabat Toko Bet Sumatera dan kemudian berpangkal kolonel dengan nama Kolonel M Din Sinar Terang berkedudukan di Sibolga.
Kolonel M Din pernah memimpin perlawanan terhadap Belanda di Belangkejeren pada 1928.
Kisah ini ditulis oleh M Arif Amiruddin dan Mahmud Ibrahim dalam "Aceh Tengah Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan RI" dalam rangka HUT RI ke-50 Aceh Tengah.
Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan dikirim secara estafet melalui Kaisato Suci (Kepala Kepolisian) Bireuen dan Kepala Kepolisian Takengon yang dialamatkan kepada Raja Abd Wahab dan Raja Mukmin, diantar oleh Mahreje, juru tulis pada Kantor Kepolisian Takengon.
Raja Abd Wahab menerima berita itu awal September 1945, kemudian disiarkan ke desa-desa, dan masyarakat gembira, menunggu komando merebut kekuasaan dari Jepang.
M Arif Amiruddin dan Mahmud Ibrahim menyebutkan, sebetulnya pada akhir Agustus 1945 berita Kemerdekaan Republik Indonesia sudah terdengar di Takengon secara bisik-bisik dan beredar di kalangan terbatas.
"Karena Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang dipimpin oleh Gunseikanbu dan Gunyaksu masih berkuasa dan berjalan seperti biasa," tulis M Arif Amiruddin dan Mahmud Ibrahim.
Berita tidak resmi tentang Kemerdekaan RI diterima dari Bireuen dan siaran berita melalui sebuah pesawat radio milik seorang Tionghoa di Takengon.
Disebutkan pula, dalam situasi menunggu komando, seorang Indonesia pegawai Kantor Gunyaksu mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang.
"Kemudian Raja Abd. Wahab dan Mude Sedang memanggil dan memimpin pemuda-pemuda bekas Heiho, Gitu Gun, Toko Bet, Saiden dan Kau Boden serta pemuda-pemuda lainnya untuk membentuk barisan "Berani Mati" dengan tugas utama melumpuhkan dan merebut senjata Jepang.
Barisan ini berpusat di Pesanggrahan Keliton," tulis M Arif Amiruddin dan Mahmud Ibrahim.
Tercatat pemuda-pemuda yang ikut dalam Barisan Berani Mati itu, antara lain Deng (Bukit Iwih Kebayakan), Bukit (Bale Takengon), Aman Gontong (Rawe), Sech Umar Aman Yacob (Gunung Kebayakan). Berikutnya, Petuwe Rudin (Paya Reje), Atang Muguril (Jongok Batin), dan Nyak Lah (Tetunyung Takengon).
| Event Pacuan Kuda HUT RI di Aceh Tengah Berakhir, Berikut Daftar Lengkap Nama Peraih Juara |
|
|---|
| 40 Peserta Masuk ke Final Pacuan Kuda di Gayo Lues, Penonton Membludak di Stadion |
|
|---|
| Putra Pante Junior FC Taklukkan PG FC dengan Skor 3-1 di Laga Turnamen Footbal Competition |
|
|---|
| Sosok Rosandi, Pawang Ular Meninggal Dunia Dipatuk King Cobra Saat Atraksi HUT RI di Sumedang |
|
|---|
| 85 Kuda dari Empat Kabupaten Ikut Event Pacuan Kuda di Buntul Nege Blangsere Gayo Lues |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/teks-proklamasi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.