Kupi Senye
Peranan Radio Rimba Raya dalam Perang Kemerdekaan RI di Aceh
Radio Rimba Raya ini berasal dari Malaya (Malaysia) yang diseludupkan dengan menerobos blokade Belanda di Selat Malaka oleh Tentara Nasional Indonesia
Radio ini ditempatkan di sebuah gunung yang dikenal dengan Burni Bius yang letaknya 10 km di bahagian barat kota Takengon.
Baca juga: Jenderal Sudirman Pernah Mengirim Pesanan Obat Melalui Radio Rimba Raya
Dalam waktu singkat sesuai dengan suasana yang mencekam dan kebutuhan mendesak pemancar radio Rimba Raya selesai dibangun yang dikerjakan oleh W. Schultz seorang warga negara RI keturunan Indo-Jerman bersama rekannya.
Maka semenjak itulah ketika pemancar-pemancar utama di berbagai kota tidak mengudara lagi karena dikuasai Belanda dan Radio Rimba Raya mengisi kekosongan ini dengan hasil yang baik sekali (T A Talsya, 1989: 69).
Ketika Radio Batavia dan Radio Hilversum memberitahukan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi karena setelah Yogyakarta dapat direbut disusul pula dengan jatuhnya daerah-daerah kekuasaan Republik Indonesia lainnya.
Radio Rimba Raya membantah dengan tegas, yang menandaskan “bahwa Republik Indonesia masih ada, Tentara Republik Indonesia masih ada, Pemerintah Republik Indonesia masih ada, dan wilayah Republik Indonesia masih ada”.
Dan di sini, adalah Aceh, salah satu wilayah Republik Indonesia yang masih utuh sepenuhnya”, kata siaran radio tersebut.
Berita ini dikutip oleh All India Radio kemudian menyiarkan lagi, sehingga dunia pun mengetahui kebohongan Belanda. (*)
*) Pensiunan dosen Prodi Pendidikan Sejarah FKIP USK, melaporkan dari Gampong Tanjung Selamat, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar
KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Update berita lainnya di TribunGayo.com dan Google News
Radio Rimba Raya
Kemerdekaan RI
Aceh
Bener Meriah
Redelong
Kupi Senye
Opini TribunGayo
TribunGayo.com
berita gayo terkini
Aceh Tengah
Hari Pramuka 2025: Saatnya Kembali Membentuk Generasi Sehat dan Tangguh |
![]() |
---|
Revitalisasi Kearifan Lokal Gayo dan Peran KUA dalam Membangun Ketahanan Keluarga |
![]() |
---|
Kaderisasi Ulama dan Masa Depan Dayah di Aceh, Menengahi Polemik Tentang Ulama Dayah |
![]() |
---|
Destinasi Wisata Berkelanjutan Solusi untuk Danau Laut Tawar |
![]() |
---|
Maraknya Gugatan Cerai di Aceh, Alarm Sosial yang Harus Ditanggapi Serius |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.