Berita Internasional

Update Banjir Libya, KBRI Pastikan tidak Ada Korban dari WNI, Korban Meninggal Dikubur Massal

edutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli Libya menyatakan belum ada laporan korban jiwa Warga Negara Indonesia (WNI) akibat bajir Libya

Editor: Rizwan
Kompas.com
Foto yang disediakan oleh kantor perdana menteri sementara Libya yang berbasis di Benghazi pada 11 September 2023 menunjukkan orang-orang memeriksa kerusakan di daerah banjir di kota Derna timur, sekitar 290 kilometer timur Benghazi, setelah badai Mediterania Daniel. Setidaknya 150 orang tewas ketika banjir besar melanda Libya timur, kata para pejabat pada 11 September, setelah hujan lebat badai melanda Turki, Bulgaria, dan Yunani. (Kantor Pers Perdana Menteri Libya/AFP) 

Rekaman menunjukkan puluhan jenazah ditutupi selimut di halaman salah satu rumah sakit.

Saat Badai Daniel menghantam pantai, warga Derna mengatakan mereka mendengar ledakan keras dan menyadari bendungan di luar kota telah runtuh.

Banjir bandang melanda Wadi Derna, sungai yang mengalir dari pegunungan melalui kota dan menuju laut.

Bantuan dari luar baru saja mulai mencapai Derna pada Selasa (12/9/2023), lebih dari 36 jam setelah bencana terjadi.

Banjir merusak atau menghancurkan banyak jalan akses ke kota pesisir berpenduduk sekitar 89.000 jiwa itu.

“Setidaknya 20 persen kota telah hancur,” kata Ahmed Madroud, Wakil Wali Kota Derna kepada Al Jazeera.

Baca juga: UPDATE Gempa Maroko, Meninggal Bertambah 2.122 Orang dan 2.421 Luka-luka, Jokowi Sampaikan Duka Cita

Ia mengatakan, penyebab kehancuran tersebut terkait dengan lemahnya infrastruktur di kota tersebut dan banyaknya bangunan yang bertumpuk di jalan-jalan sempit yang terletak dekat sungai.

“Saat sungai meluap, seluruh bangunan dan keluarga yang ada di dalamnya ikut terbawa arus,” ujarnya.

Video dan foto yang tersebar di media sosial memperlihatkan petak besar lumpur dan puing-puing yang tersapu air banjir di pemukiman dekat bendungan sungai yang jebol.

Gedung-gedung apartemen bertingkat yang dulunya jauh dari sungai, bagian depannya terkoyak dan lantai betonnya runtuh.

Pada Selasa (12/9/2023), petugas tanggap darurat setempat, termasuk tentara, pegawai pemerintah, sukarelawan dan warga menggali reruntuhan untuk mencari korban tewas.

Mereka juga menggunakan perahu karet untuk mengambil jenazah dari air.

Menurut perkiraan, sekitar 20.000 orang telah mengungsi.

Hani Shennib dari Dewan Nasional Hubungan Libya-AS mengatakan, sekitar 4 km persegi di jantung kota telah terkikis sepenuhnya.

Banyak pasien dan staf harus mengungsi dari rumah sakit yang kebanjiran, dan banyak yang masih terjebak di daerah banjir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved