Banjir Bandang Lagi di Aceh Tenggara

Walhi:Kerugian Banjir Bandang di Aceh Tenggara Capai Rp 56,4 M, Bukti Kerusakan Hutan Semakin Kritis

Secara alami, setiap akhir tahun intensitas hujan di Aceh memang tinggi, tetapi karena kondisi lingkungan yang kritis, memicu bencana,baik itu banjir.

Penulis: Asnawi Luwi | Editor: Mawaddatul Husna
TRIBUNGAYO.COM/ASNAWI LUWI
Musibah banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara sejak 14 November 2023 menyebabkan kerusakan cukup parah dengan kerugian mencapai Rp 56,4 miliar dan dua orang meninggal dunia. 

Lanjutnya, dalam musibah banjir bandang ini dua orang meninggal, seorang anak berusia 2 tahun dan orang dewasa, Darwis warga Desa Rikit Bur. S

edangkan lainnya ada 2 orang mengalami luka-luka di desa yang sama.

Seharusnya, lanjut Afifuddin, Kabupaten Aceh Tenggara itu harus dilestarikan hutannya dengan baik.

Mengingat dari luas wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, 92 persen masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi.

Baca juga: Material Banjir Bandang di Aceh Tenggara Masih Berserakan

Berdasarkan SK 580  total luas wilayah Aceh Tenggara  414.664 hektar, 380.457 hektar di antaranya adalah KEL.

Menurut Afif, wajar banjir terus terjadi di Aceh Tenggara selama ini setiap curah hujan tinggi karena kerusakan hutan, khususnya yang masuk dalam KEL terus terjadi.

Hutan alam terus ditebang, sehingga mengakibatkan daya dukung tanah menurun, sehingga terjadilah berbagai bencana ekologi.

Berdasarkan SK 580, luas KEL di Aceh Tenggara awalnya  380,457 hektar, terus mengalami penyusutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sisa KEL pada 2022 hanya 326,048 hektar, ada terjadi penyusutan seluas 54,409 hektar.

Baca juga: Pj Bupati Minta Status Tanggap Darurat Provinsi untuk Banjir Bandang Aceh Tenggara

“Artinya 14.30 persen itu hilang tutupan hutan di KEL yang ada di Aceh Tenggara. Makanya banjir terus terjadi dan kondisi ini terus terjadi berulang kali setiap akhir tahun, pemerintah macam gak ada solusi apapun,” jelasnya.

Menurut Afif, padahal KEL merupakan salah satu hamparan hutan hujan tropika terkaya di Asia Tenggara, serta lokasi terakhir di dunia yang ditempati gajah sumatera, badak sumatera, harimau sumatera, dan orang utan sumatra dalam satu area.

Parahnya kerusakan tutupan hutan di Aceh Tenggara mayoritas terjadi dalam Hutan Lindung (HL) dan Taman Nasional (TN) yang seharusnya dijaga dan dilindungi.

Dampaknya saat musim hujan dengan intensitas tinggi, banjir dengan mudah terjadi, karena daya tampung semakin berkurang karena hutan sudah gundul.

Kondisi Huta di Aceh Tenggara Terus Menyusut

Hutan Lindung di Aceh Tenggara berdasarkan SK 580 seluas 79.267 hektar, sekarang tersisa hanya 68.218 hektar.

Sumber: TribunGayo
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved