Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Tanda Gaji Kerja Tak Berkah, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Halal yang dimaksud Ustadz Adi Hidayat adalah mengikuti regulasi yang benar, cari sesuaikan aturan dunia dan akhirat.

Penulis: Intan Mutia | Editor: Malikul Saleh
screenshoot youtube Adi Hidayat Official
Tanda Gaji Kerja Tak Berkah, Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat 

TRIBUNGAYO.COM - Dalam sebuah kajian, Ustadz Adi Hidayat yang juga dikenal dengan sebutan UAH memberi penjelasan mengenai ciri atau tanda gaji dari sebuah pekerjaan yang tidak berkah.

Setiap umat Islam dan beriman tentu mengharapkan agar mendapat gaji berkah.

Namun, tahukah Anda, ternyata ada beberapa hal yang menandai gaji yang diterima dari pekerjaan itu berkah dan tidak berkah.

Dikutip Tribungayo.com dari Kanal Youtube Ceramah Pendek pada Rabu (21/2/2024), Ustadz Adi Hidayat menerangkan bahwa ketika Allah SWT membuka pencarian rezeki dibedakan antara orang beriman dan manusia biasa.

Hal tersebut merujuk pada kalam Allah dalam Al-qur'an surah ke-2 ( Al-baqarah) ayat 168, yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ - ١٦٨

Latin: Yā ayyuhan-nāsu kulū mimmā fil-arḍi ḥalālan ṭayyibā(n), wa lā tattabi'ū khuṭuwātisy-syaiṭān(i), innahū lakum 'aduwwum mubīn(un).

Baca juga: 7 Doa Paling Baik untuk Anak Jika Diamalkan Orang Tua Setiap hari

Artinya: "Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata."

“Ketika membuka ayat rezeki, mencari rezeki itu dibuka dengan “naas” disebutkan 241 kali dalam Al-qur’an” kata Ustadz Adi Hidayat.

“kalau kamu ingin dapatkan makanan, ingin mapan hidup, maka bekerja, silahkan cari kerja, jangkau sebagian tempat dibumi yang bisa dijangkau, tapi caranya halal dan tayyib” jelas Ustadz UAH.

Halal yang dimaksud Ustadz Adi Hidayat adalah mengikuti regulasi yang benar, cari sesuaikan aturan dunia dan akhirat.

Sedangkan, Thayyib setelah mengikuti yang halal itu dengan cara yang benar, cari yang baik-baik, agar membuat kebutuhan tercukupi.

Akan tetapi, prinsip dalam Al-qur’an ialah bukan semua hal yang diinginkan itu harus dibeli.

Namun, dalam kaidahnya harus memperhatikan kebutuhan fisik dan bukan mengijabah semua keinginan yang belum jelas kebermanfaatannya.

Sebab, ciri-ciri atau tanda gaji yang didapat itu tidak berkah adalah semua ingin dikoleksi sehingga daji yang didapat selalu dirasa tidak cukup dan berkekurangan.

Mohon maaf, variasi itu boleh, tapi berlebihan itu yang tidak boleh” jelas Ustadz Adi Hidayat.

Sebab, orang beriman itu yang dicari adalah keberkahan, oleh karenanya jumlah sedikit tetapi berkah lebih tinggi nilainya bagi orang beriman.

Untuk mendapatkan keberkahan, harta atau gaji dari pekerjaan harus diperoleh secara halal dan thayyib.

Karena Allah tidak mungkin memberkahi harta yang haram.

Baca juga: Doa Harian untuk Anak, Arab, Latin dan Terjemahan Mudah Dihafalkan Sejak Usia Dini

Ustadz Adi Hidayat nampak santai namun penuh makna ketika menjelaskan ciri harta berkah. Menurutya ciri utama harta yang berkah ialah harta yang dipakai untuk ibadah. Simak penjelasannya:

“Ciri harta berkah itu kepake, kepake ibadah, pakaian berkah dipakai nutup aurat

Harta banyak, pakaian dikoleksi banyak, tapi maaf fungsinya hilang, hilang

Ngapain anda kalau cuma beli pakaian untuk buka aurat, ngapain?

Jangan berlomba sama hewan, gak akan menang, tuh liat monyet, monyet jantan, monyet betina gak pakai pakaian, anda mau kontes sama bintang gak akan menang

Ngapain membeli sesuatu, Allah kasih rezeki "nih pakai ibadah, pakaian, tutup aurat kamu"

Anda dikasih, tapi kemudian, uang yang banyak itu, anda punya uang miliaran, untuk nutup aurat aja gak mampu, kasian

Masa kalah sama orang yang penghasilan seratus ribu

dia cuma punya seratus ribu bisa nutup aurat, anda dikasih 100 miliar gak bisa nutup aurat, berapa banyak lagi harta yang anda butuhkan untuk menutup aurat anda

orang cuma punya sandal bisa ke masjid, anda sudah punya ferrari masih belum bisa ke masjid juga, anda butuh kendaraan apa lagi? gitu cara berfikirnya

Kalau harta gak berkah itu susah gitu, kalau harta berkah itu "ah gak peduli, mau sandal, mau yang lain saya pengen ibadah kok, bukan pengen ngumpulin harta"

Begitu harta muncul motivasinya, zakat, infaq, dunia nya juga dapat, dak apa-apa, dapat ferrari pakai ke masjid, pulang hilang gak apa-apa, cuma titipan” Pungkas Ustadz Adi Hidayat (*)

(TribunGayo.com/Intan Mutia)

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved