Seni Gayo

Seni Gayo, Seni Didong dalam Empat Periode, Awal Disebut Didong "Teka-Teki atau Berkal-akalen"

Masyarakat Gayo  punya cara sendiri menghibur diri, yaitu dengan didong, puisi yang didendangkan sampai pagi.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Rizwan
TribunGayo.com
Grup Didong Musara Bintang di pentas didong Desember Kopi Gayo 2023 di Buntul Saraine Bener Meriah 

Salah seorang ceh didong¸Ibrahim Kadir, dalam satu wawancara dengan saya di Takengon, Aceh Tengah, pada Mei 2011, menjelaskan bahwa para pemain didong tampil dengan pakaian kemeja putih, mengenakan kopiah hitam, dan sarung samarena.

Sedangkan untuk ceh, dilengkapi dengan tambahan aksesoris berupa syal dengan warna mencolok  melilit di leher.

Pada pertunjukan didong terdapat beberapa bagian yaitu sare, persalaman, kisah, tep onem, dan diakhiri dengan didong morom atau didong saling bermaafan antara kedua grup didong di penghujung pertandingan. (*)

Baca juga: Kim Yeong-koung Tak Terbendung, Pink Spiders Bungkam IBK Altos 3-1 di Liga Voli Korea

Sumber: TribunGayo
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved