Kupi Senye

Menyeimbangkan Dampak dan Tantangan AI dalam Literasi Digital Dunia Pendidikan

Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital dengan bijak dan memahami informasi yang kita temui.

FOTO IST
ASN Pemkab Aceh Singkil, Tomi Subhan. 

Oleh: Tomi Subhan *)

Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 menawarkan kesempatan untuk mencapai kemajuan lintas sektor, namun tantangannya tidaklah mudah.

Mendorong pendidikan berkualitas menjadi kunci utama dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, kompetitif, dan meningkatkan literasi, terutama dalam literasi digital.

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan berkembang pesat setiap tahunnya dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan.

Kecerdasan buatan kini digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi, serta menjadi bagian utama dalam perkembangan teknologi pendidikan.

Dampaknya akan signifikan terhadap dunia kerja manusia di masa depan.

Dalam pembelajaran teknologi, masih ada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi. \

Di era yang semakin kompetitif ini, penting bagi sekolah untuk menggunakan teknologi yang ada untuk memudahkan guru, dosen, mahasiswa dan siswa.

Para pelajar dan mahasiswa kita perlu diajari untuk mengendalikan dan mengarahkan diri mereka sendiri tanpa terlalu bergantung pada kecerdasan buatan.

Meskipun kecerdasan buatan dapat memberikan kontrol yang besar dalam proses pembelajaran, penggunaan yang berlebihan dapat menghambat perkembangan keterampilan belajar mandiri.

Oleh karena itu, orangtua, guru dan dosen harus memberikan pendidikan yang tepat kepada mereka, serta mengawasi dan mengevaluasi penggunaan teknologi pendidikan agar digunakan dengan bijak dan efektif.

Dampak Positif AI Saat ini, penggunaan AI dalam dunia pendidikan bertujuan untuk memudahkan pekerjaan guru dan
siswa.

Salah satu manfaatnya adalah kemampuan AI dalam menilai ujian, tugas, dan tes secara otomatis.

AI juga bisa merekomendasikan materi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan pemahaman siswa, serta mengajarkan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Kehadiran AI memang memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, termasuk bagi siswa dan mahasiswa.

Dengan adanya AI, mereka dapat dengan mudah mengakses sumber informasi yang berkaitan dengan materi yang dibutuhkan untuk membuat tugas perkuliahan atau presentasi.

Mahasiswa dan siswa dapat dengan cepat mendapatkan informasi yang relevan dan banyak dalam hitungan menit atau detik menggunakan AI.

Mereka tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan.

AI membantu mengelola waktu dengan memberikan pengingat tenggat waktu dan saran mengenai prioritas belajar.

Dengan bantuan AI, tekanan selama kuliah dan disekolah dapat berkurang, beban belajar menjadi lebih ringan bagi siswa, mahasiswa.

Dampak Negatif AI

Kelemahan utama AI dalam pendidikan adalah membuat pengalaman belajar kurang manusiawi dan kehilangan sentuhan personal dari guru dan dosen.

Algoritme AI juga dapat memperkuat bias dan kurikulum yang disediakan mungkin tidak inklusif dan beragam sesuai dengan kebutuhan.

Dengan AI yang sangat praktis siswa dan mahasiswa cenderung menjadi malas dan tidak jujur dalam mengerjakan tugas perkuliahan.

Mereka menjadi sangat bergantung pada AI, yang berdampak berbahaya. Mereka menggunakan AI untuk menyelesaikan semua tugas dan lainnya.

Ketergantungan pada AI mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.

Mereka tidak lagi melakukan analisis yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah atau tugas mereka, karena mereka mengandalkan AI untuk berpikir.

Ketergantungan yang berat seperti ini juga menyebabkan ketidakjujuran akademik, yang merupakan dampak negatif lain dari AI.

Mahasiswa ingin hasil instan dalam penyelesaian tugas dan kehilangan kemampuan penting.

Tantangan dan Literasi Digital

Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa terobosan dalam pendidikan dengan mempermudah proses pembelajaran.

Pemanfaatan teknologi secara bijak dapat mempercepat kemajuan pendidikan.

Dengan AI, siswa, mahasiswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar.

Peran guru dan dosen tidak lagi dominan, tetapi lebih fokus pada memberikan pencerahan dengan kata-kata yang substansial.

Meskipun demikian, guru dan dosen tetap memiliki peran penting dalam membentuk moral dan perilaku, teknologi pendidikan membantu mereka mengontrol dan memantau pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka siap untuk masa depan yang lebih baik.

Guru dan dosen memiliki kekuatan untuk menetapkan aturan di kelas, termasuk larangan penggunaan internet selama kegiatan tatap muka.

Mereka juga perlu memahami cara terbaik mengintegrasikan alat bantu AI dalam metode pengajaran tanpa kehilangan peran utama mereka sebagai pendidik.

Siswa, mahasiswa perlu terus meningkatkan kemampuan literasi digital agar dapat memahami dan mengoptimalkan manfaat AI dalam proses pembelajaran.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dalam menggunakan aplikasi AI secara bijak guna menghindari dampak negatif.

Literasi digital adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital dengan bijak dan memahami informasi yang kita temui.

Di era digital ini, literasi digital semakin penting, terutama dengan adanya kecerdasan buatan yang telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk dunia pendidikan di perguruan tinggi.

Berhati-hatilah dalam berinteraksi dengan teknologi AI yang terus berkembang, karena AI hanyalah alat bantu yang harus disikapi dengan bijak.

Kemajuan teknologi hanya akan efektif jika memiliki kemauan dan tekad yang kuat untuk mengembangkan literasi digital mereka.

Mari bersama-sama menciptakan masa depan yang gemilang dengan memanfaatkan teknologi AI secara
cerdas.

*) Penulis adalah ASN Pemkab Aceh Singkil 

KUPI SENYE adalah rubrik opini pembaca TribunGayo.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Serakahnomics dan HUT ke-80 RI

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved