Berita Bener Meriah

HIMABEM-SU Minta Pemkab Bener Meriah Peduli Kasus Kekerasan Dialami Perempuan dan Anak

Himpunan Mahasiswa Bener Meriah Sumatera Utara (HIMABEM-SU) menyoroti ketidakseriusan Pemkab Bener Meriah dalam menangani kasus kekerasan

Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Rizwan
For TribunGayo.com
Mulyani Ketua Himabemsu Sumatra utara 2024-2026 

Laporan Alga Mahate Ara|Bener Meriah

TRIBUNGAYO.COM, REDELONG– Himpunan Mahasiswa Bener Meriah Sumatera Utara (HIMABEM-SU) menyoroti ketidakseriusan Pemkab Bener Meriah dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Hal tersebut diungkapan Ketua HIMABENSU Mulyani kepada Tribungayo.com, Minggu (13/10/2024).

"Kasus-kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan terus berulang tanpa tindakan yang signifikan dari pemerintah setempat," ujarnya.

Seperti baru-baru ini, terjadi kasus pencabulan di Bener Meriah yang dilakukan seorang kakek yang tega merundung cucunya sendiri, seorang siswi SMA hingga mengandung.

Mulyani mengungkapkan keprihatinannya atas kasus tersebut.

Menurutnya, ini merupakan contoh nyata kurangnya upaya pemerintah dalam mencegah dan menindak kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayah tersebut.

"Hal seperti ini sangat kami sayangkan. Kasus seperti ini sering terjadi, tapi tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk mengurangi dan mencegah perbuatan tercela tersebut," ujar Mulyani.

Sebagai Ketua HIMABEM-SU, Mulyani menegaskan bahwa pihaknya telah sering mengampanyekan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan anak di Bener Meriah.

Ia mendesak pemerintah setempat untuk bertindak lebih serius dalam menuntaskan kasus-kasus semacam ini.

Menurutnya, perlu ada langkah konkret dari pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini secara komprehensif agar tidak terus terulang.

"Kami mendesak pemerintah Bener Meriah melalui dinas terkait, terutama Dinas PPPAKB, agar lebih serius dan tidak hanya mengadakan program-program seremonial yang tidak berdampak langsung kepada masyarakat, khususnya generasi muda," tegas Mulyani.

Ia menyayangkan bahwa kampanye perlindungan perempuan dan anak yang dilakukan oleh HIMABEM-SU justru lebih gencar daripada pemerintah, meskipun HIMABEM-SU hanya merupakan organisasi kemahasiswaan tanpa dukungan anggaran dari negara.

"Sungguh ironi jika pemerintah kalah aktif dibandingkan kami yang hanya sebuah lembaga kemahasiswaan," ungkap Mulyani, yang juga merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMSU.

Sebagai seorang perempuan, Mulyani juga menyatakan kekhawatirannya terhadap maraknya kekerasan di Bener Meriah.

Ia berharap pemerintah dapat segera berbenah, mengingat banyaknya dinas yang memiliki fungsi berbeda, seperti Dinas PPPAKB, yang seharusnya bertanggung jawab dalam menangani isu ini.

"Kasihan generasi muda kita. Sebagai perempuan, saya sendiri merasa takut dengan situasi ini. Pemerintah harus segera bertindak," tutup Mulyani.

Ia juga menyampaikan kesiapan HIMABEM-SU untuk bekerja sama dengan pemerintah, jika diperlukan, dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Namun, ia berharap pemerintah tidak terus-menerus "menutup mata" terhadap tanggung jawabnya.(*)

Baca juga: Jalan Gayo Lues-Abdya Masih Lumpuh Total, Polis Bantu Angkat Sepmor Warga Lewati Material Longsor

Baca juga: UPDATE Kasus Teror Bom di Rumah Cagub Aceh Bustami, Begini Penjelasan Polisi

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved