Empat Warga Meninggal

Bukan Harta Warisan, Sang Nenek Curiga Ini Motif Pelaku Pembunuhan 5 Warga di Aceh Tenggara

Tragedi pembunuhan berutal terjadi di Desa Uning Sigurgur Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara, masih menjadi pertanyaan

|
Penulis: Romadani | Editor: Rizwan
TRIBUNGAYO.COM/BAGUS SETIAWAN
PEMBUNUHAN BRUTAL - Nenek Samidah yang berusia 80 tahun saat menceritakan dugaan motif tragedi pembunuhan berutal terjadi di Desa Uning Sigurgur Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara, Rabu (25/6/2025) 

Laporan Romadani | Aceh Tenggara

TRIBUNGAYO.COM, KUTACANE - Tragedi pembunuhan berutal terjadi di Desa Uning Sigurgur Kecamatan Babul Rahmah Kabupaten Aceh Tenggara, masih menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat terkait motif pelaku Ardi Syahputra melakukan pembunuhan kepada paman dan sepupunya sendiri.

Spekulasi liar pun muncul dari masyarakat, mulai dari masalah harta warisan dan ilmu gaib yang dimiliki pelaku karena telah lama tinggal di hutan bersama ayahnya.

Namun, pada Rabu (25/6/2025), Nenek Samidah yang berusia 80 tahun kepada TribunGayo.com membantah spekulasi liar terkait motif pelaku.

"Bukan masalah harta apalagi Ilmu gaib, saya saja tidak menyangka dia tega melakukan ini," kata Samidah.

Samidah tidak mengetahui pasti alasan pelaku yang merupakan cucunya sendiri melakukan pembunuhan kepada paman dan empat sepupunya.

Namun, sejak dua tahun terakhir, Ardi Syahputra kerap datang ke rumah nenek dan meminta agar ibu dan ayahnya rujukan kembali yang telah lama bercerai.

Permintaan itu tidak direstui oleh nenek terutama pamannya bernama Nayan (50) yang menjadi salah satu korban pembunuhan pelaku.

"Hal itu sudah lama dia minta, anak perempuan saya diminta kembali rujukan dengan ayahnya," kata Nenek Samidah.

Penolakan permintaan pelaku bukan tidak beralasan. Nek Samidah menceritakan bahwa ayah pelaku sering melakukan tindakan kekerasan terhadap keluarganya terutama kepada ibu pelaku saat masih bersama.

Kekerasan yang dilakukan terkadang menggunakan alat seperti parang dan cangkul yang dianggap membahayakan nyawa anak perempuannya.

"Kejadian kekerasan uapaya seperti pembunuhan sering dilakukan, sehingga kami tidak mau mereka rujuk," kata Samidah.

Bahkan, Paman pelaku yang sudah almarhum pun orang yang sangat menentang jika kakak kandung kembali rujuk dengan ayah pelaku.

"Pamannya, juga bilang ke saya, tidak setuju kalau mereka kembali bisa-bisa kakaknya dibunuh jika terjadi cek cok rumah tangga," katanya.

Oleh sebab itu, Samidah meminta agar pelaku dan ayahnya dihukum berat agar tidak meresahkan keluarga dan tetangga sekitar.

"Mungkin ia mengira jika kami sudah dibunuh, ayah dan ibunya bisa rujuk kembali," terang Nenek Samidah. 

Sejauh ini memang pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengungkap motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut.

Seperti diketahui, 5 warga dilaporkan meninggal di Aceh Tenggara setelah dibacok oleh pelaku serta satu orang lainnya dilarikan ke rumah sakit(*)

Baca juga: Sempat Bermalam di Kebun Sawit, Ini Kronologi Pelarian Tersangka Pembunuhan 5 Warga di Aceh Tenggara

Baca juga: Begini Penjelasan Kapolres Soal Motif Kasus Pembunuhan 5 Warga di Aceh Tenggara

Sumber: TribunGayo
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved