Seni dan Budaya
Semarak Hari Didong, Penyair dan Deklamator Baca Terjemahan Syair Didong Karya Maestro Udin Musara
Syair-syair terjemahan Udin Musara tersebut diiringi pembacaan puitis secara bergantian oleh para penyair dan deklamator Indonesia.
Penulis: Fikar W Eda | Editor: Sri Widya Rahma
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
TRIBUNGAYO.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Didong 2025 di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, berlangsung penuh haru dan semangat kebudayaan, pada Selasa (5/8/2025).
Sejumlah penyair dan deklamator dari berbagai daerah di Indonesia menyemarakkan perayaan ini dengan membacakan terjemahan syair Didong karya maestro Udin Musara, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusinya dalam dunia sastra lisan Gayo.
Maestro Didong Udin Musara yang seharusnya hadir secara langsung, terpaksa absen karena tengah menjalani perawatan akibat kondisi kesehatan yang menurun.
Kehadirannya digantikan oleh putra beliau, Azzam Musara, yang menyampaikan kisah perjuangan dan karya-karya cinta ayahnya terhadap dunia Didong.
Penyampaian Azzam ini mengundang haru dan tepuk tangan hadirin, menggambarkan dedikasi luar biasa sang maestro dalam melestarikan tradisi Gayo.
Syair-syair terjemahan Udin Musara tersebut diiringi pembacaan puitis secara bergantian oleh para penyair dan deklamator Indonesia.
Para penyair dan deklamator tersebut antara lain Helvi Tiana Rosa (Jakarta), Iin Zakaria (Lampung), Ratna Ayu Budhiarti (Garut), Ical Vrigar (Jakarta), D Keumalawati (Aceh), Octavianus Masheka (Jakarta), Devie Matahari (Jakarta).
Sementara itu, Jose Rizal Manua tampil membacakan puisi Didong karya To’et, dan Alen Sinaro menghadirkan puisi Didong Otih Roda karya Muhammad Basyir Lakiki yang diterjemahkan LK Ara.
Pembaca puisi lainnya oleh Le Putra, siswa SMA Islam Cikal Harapan, serta Armodja, Rahmat Salam, Riski dari Yayasan Cikal Harapan.
Momen paling emosional hadir saat penyair senior LK Ara tampil spontan, menjatuhkan kursi dan menangis saat melantunkan syair “Mongot Enti Mongot”.
Aksi tersebut menggugah perasaan seluruh hadirin dan menjadi penanda kedalaman makna Didong bagi jiwa-jiwa yang mencintai budaya.
LK Ara lalu memeluk Azzam Musara dan keduanya menangis. Aksi ini berlangsung dalam lingkaran Didong.
Kemeriahan juga ditampilkan oleh grup Didong Banan Rembune, yang memukau dengan pakaian tradisional bermotif kerawang Gayo.
Penampilan mereka menyatukan kekuatan vokal, gerakan, dan irama Didong dalam satu harmoni budaya.
Hari Didong
penyair
syair
maestro
Udin Musara
Taman Ismail Marzuki
Jakarta
TribunGayo.com
berita tribun gayo hari ini
Sekjen DPR RI: Hari Didong adalah Panggilan Jiwa Merawat Warisan Budaya Gayo |
![]() |
---|
Perayaan Hari Didong 2025: Jiwa Gayo Menggema di Pusat Kesenian Jakarta |
![]() |
---|
Maestro Didong Ceh Udin Musara akan Tampil di PDS HB Jassin Taman Ismail Marzuki Jakarta |
![]() |
---|
Teater MATA Aceh Pentaskan “JEEEH!?” Karya Almarhum Maskirbi 1996 |
![]() |
---|
Aktor, Sutradara dan Penyair Jose Rizal Manua Baca Puisi LK Ara di PDS HB Jassin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.