Berita Aceh Tengah Hari Ini
Harga Tomat Anjlok di Nosar Bintang Aceh Tengah, Petani Mengeluh
Petani tomat di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, mengeluhkan anjloknya harga jual komoditas mereka di tingkat petani
Penulis: Alga Mahate Ara | Editor: Rizwan
Ringkasan Berita:
- Petani tomat di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah, mengeluhkan anjloknya harga jual komoditas mereka di tingkat petani, yang kini hanya dibeli seharga Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
- Harga yang rendah ini jauh tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
- Ia mendesak agar Pemerintah dapat mencarikan solusi jangka panjang, baik melalui stabilisasi harga saat panen raya maupun dengan memfasilitasi jalur distribusi dan pengolahan hasil.
Laporan Wartawan Tribun Gayo, Alga Mahate Ara | Aceh Tengah
TRIBUNGAYO.COM. Takengon – Petani tomat di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah, mengeluhkan anjloknya harga jual komoditas mereka di tingkat petani, yang kini hanya dibeli seharga Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
Harga yang rendah ini jauh tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi yang harus ditanggung petani.
Keluhan ini disampaikan oleh Karyadi (35), seorang petani tomat yang telah menggarap lahan selama hampir 10 tahun dan menjadi tumpuan hidup keluarganya.
"Tomat kami sedang panen besar, tapi harganya tidak pernah naik, bahkan cenderung anjlok," keluh Karyadi kepada Tribungayo.com, Senin (10/11/2025).
Ancaman kerugian di tengah panen raya
Karyadi menjelaskan, harga beli dari pengepul di tingkat petani hanya berkisar Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per kilogram.
Sebelumnya, harga tomat masih berada di angka Rp.5.000 per kilogram dan terbilang cukup normal pada Oktober lalu.
Harga ini sangat mengancam keuntungan, bahkan berpotensi menyebabkan kerugian total bagi petani.
Menurut Karyadi mahalnya biaya operasional menjadi masalah utama bagi petani di Aceh Tengah.
“Modal sangat besar. Harga pupuk naik, obatan-obatan juga naik,” ujarnya.
Dikatakan, meskipun diketahui bahwa Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi pada Oktober 2025.
"Petani di tingkat lapangan masih merasakan beban biaya pupuk dan obat-obatan yang tinggi dan sulit dijangkau," ungkapnya.
Desakan kepada pemerintah daerah
Atas kondisi tersebut, Karyadi dan petani lain berharap adanya intervensi serius dari pemerintah daerah.
"Kami berharap ada perhatian dari Pemerintah, Dinas Pertanian, dan Dinas Perdagangan untuk berani mengambil sikap tegas. Pemuda Nosar merasakan betul bagaimana sulitnya petani kita dengan modal yang sangat besar," tambah Karyadi.
Ia mendesak agar Pemerintah dapat mencarikan solusi jangka panjang, baik melalui stabilisasi harga saat panen raya maupun dengan memfasilitasi jalur distribusi dan pengolahan hasil.
"Agar kerugian akibat anjloknya harga dapat dihindari di masa mendatang," harapnya.(*)
Baca juga: Update Harga Tomat di Pasar Paya Ilang Takengon Jumat 7 November 2025
| BLUD SMK Aceh Terancam Ditutup Jika Gagal Mandiri Tiga Tahun Berturut-turut |
|
|---|
| Kepala SMK se-Aceh Gelar Rakor di Takengon, Bahas Tata Kelola dan Revitalisasi Vokasional |
|
|---|
| Angin Kencang Rusak Satu Rumah Warga Kampung Kelitu Aceh Tengah |
|
|---|
| PB Juang Galaxy Bireuen dan PB Leuser Takengon Pererat Silaturahmi Pecinta Bulutangkis Aceh |
|
|---|
| Prestasi Aceh Tengah Turun dari Peringkat 9 ke 14 pada MTQ Aceh 2025, Apa Penyebabnya? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gayo/foto/bank/originals/petani-tomat-kriyadi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.