Anggota Komisi Pendidikan dan Kebudayaan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah M Syukri, juga berpandangan serupa.
GOS harus direnovasi dan fungsinya dikembalikan sebagai pusat aktivitas seni.
Jangan sampai GOS berubah jadi rumah setan, seperti drama yang saya mainkan di GOS pada 8 April 1983, yang saya singgung di awal tulisan ini. (*)
Baca juga: Anggota DPRK Aceh Tengah Soroti Fungsi GOS Takengon, Dinilai Telah Menyimpang
Baca juga: Penulis Naskah Teater Reje Linge XIV Soroti Kondisi GOS Takengon "Simbol Budaya yang Terlantar"
Baca juga: Generasi Keturunan Abu dan Abit Provinsi Aceh akan Dikukuhkan di GOS Takengon