Di perusahaan itulah ia mengabdi selama 24 tahun sebuah loyalitas yang jarang ditemukan saat ini.
Enam bulan lalu, Mukhtar memutuskan untuk mengundurkan diri dan kemudian bergabung dengan PT Trans Continent.
Ia harus memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dua bulan setelah bergabung, ia dikirim ke Gorontalo sebagai operator Reach Stacker.
Di kota inilah ia kembali membuktikan kemampuannya bukan sekadar mengoperasikan alat berat.
Tetapi juga beradaptasi dalam lingkungan kerja yang dinamis dan berkembang pesat.
Pemimpin Masyarakat
Meski sibuk bekerja, Mukhtar tidak pernah meninggalkan perannya dalam komunitas.
Selama tinggal di Kabupaten Siak, Kecamatan Tualang, Provinsi Riau, ia menjadi Ketua Persatuan Masyarakat Aceh.
Ia juga dipercaya sebagai Ketua Pembangunan Masjid dan Ketua Meunasah Aceh di wilayah itu jabatan yang ia emban hingga kini, walau sudah berpindah tugas ke Gorontalo.
“Warga Aceh di Tualang itu sekitar 200 KK, dan kami semua saling menjaga,” katanya.
Ia bahkan sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Siak dari Partai Buruh dan berhasil mengumpulkan 300 suara pada pemilu legislatif 2024 silam.
“Meski belum lolos, saya ingin warga Aceh punya suara dan keterwakilan di parlemen lokal,” ujarnya.
Meski lahir dan besar di Langsa, Mukhtar menyebut Pekanbaru sebagai tanah kelahirannya yang kedua.
Di sanalah ia membangun keluarga bersama istrinya perempuan Aceh yang ia nikahi setelah beberapa tahun menetap.
Dari pernikahan itu, ia dikaruniai dua orang anak yang kini tumbuh menjadi pemuda.
Bagi Mukhtar, kerja adalah ibadah, dan tanggung jawab sosial adalah panggilan jiwa.