Berita Aceh Hari Ini

Duet Manis Kelapa dan Jagung dalam Simfoni Pertanian Gorontalo

Penulis: Fikar W Eda
Editor: Sri Widya Rahma
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGUSAHA ASAL ACEH - Gorontalo menandai era baru, dengan melakukan ekspor langsung santan kelapa ke negeri China melalui Pusat Logistik Berikat Trans Continent Gorontalo. Pelepasan ekspor dilalukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo dengan memecahkan kendi.

Laporan Fikar W Eda | Gorontalo

TRIBUNGAYO.COM, GORONTALO - Saat keluar dari Bandara Djalaludin Gorontalo setelah terbang selama 2,5 jam lebih dari Jakarta, mata langsung dimanjakan dengan hamparan ladang jagung dan kebun kelapa.

Pemandangan ini meluas sampai ke setiap sudut Gorontalo. Di tengah kebun kelapa terdapat tanaman jagung. Bukit dan gunung dipenuhi dengan pemandangan "unik" Ini.

Gorontalo adalah penghasil kelapa terpenting di Indonesia. Hamparan kebun kelapa tercatat 70 ribu hektar. Luas areal ini mencerminkan besarnya potensi komoditas tropis ini bagi perekonomian lokal dan nasional.

Namun yang membuat kebun-kebun kelapa Gorontalo unik bukan hanya luasnya, melainkan cara pengelolaannya.

Hampir di setiap petak kebun kelapa di Gorontalo tumbuh subur tanaman jagung di sela-sela batang kelapa.

“Kelapa dan jagung ditanam secara tumpangsari. Ini bukan hanya memaksimalkan lahan, tapi juga memanfaatkan siklus panen yang berbeda,” jelas Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulyadi Mario saat berbincang dengan TribunGayo.com di Pusat Logistik Berikat PT Trans Continent Gorontalo, Rabu (18/6/2025).

Dalam pola ini kelapa dipanen setiap tiga bulan, dan jagung yang memiliki masa panen serupa menjadi pelengkap ekonomi petani dalam jeda panen kelapa.

Perpaduan ini seperti duet harmonis dalam simfoni pertanian: satu tinggi menjulang, yang lain merunduk penuh biji emas.

"Itulah cerita simbiosis kelapa dan jagung di Gorontalo," kata Mulyadi, pejabat yang sangat menguasai bidangnya.

Gorontalo mengandalkan varietas lokal yang dikenal sebagai “kelapa dalam”. Varietas ini bukan hanya tahan lama, tapi juga produktif.

“Dalam satu pohon bisa menghasilkan 30 butir kelapa. Usia produktifnya bisa sampai 30 tahun lebih. Bahkan kami masih temukan pohon yang tetap berbuah di usia 70 tahun,” tambahnya. 

Meski demikian, pemerintah tetap melakukan program peremajaan kebun kelapa setiap tahun, dengan prioritas pada pohon-pohon tua yang mulai menurun hasilnya.

Langkah ini sekaligus menjadi upaya menjaga kontinuitas produksi dan menjaga kualitas hasil panen.

Kelapa Gorontalo tidak hanya berhenti sebagai buah mentah. Produk-produk turunannya menjelma menjadi komoditas ekspor yang bernilai tinggi.

Halaman
12