Letusan ketiga menuju keempat memiliki senggang waktu lebih dari setengah abad.
Letusan keempat baru terjadi pada tahun 1919 dengan letusan yang normal.
Letusan yang kelima terjadi pada tanggal 7 Desember 1924.
Letusan yang terakhir ini tidak terlalu berdampak karna tergolong kecil, hanya menampakkan lima tiang asap dilangit.
Namun, dari kelima lutusan Gunung Api Burni Telong tersebut rata-rata terjadi pada bulan Desember.
Gunung Burni Telong
Kabupaten Bener Meriah merupakan daerah yang berada di bawah kaki gunung api Burni Telong.
Gunung api Burni Telong merupakan salah satu dari 68 gunung api yang aktif di Indonesia.
Gunung api Burni Telong memiliki ketinggian 2.624 (MDPL).
Keberadaan gunung api ini juga menjadi ekowisata bagi masyarakat Bener Meriah.
Ekowisata
Gunung api Burni Telong memiliki ekowisata yang berkaitan erat dengan flora dan faunanya.
Jenis tumbuhan yang menjadi dayatarik ekowisata adalah edelweis dan kantong semar.
Adapun dengan okowisata dengan faunanya dengan jenis burung endemik Pulau Sumatera dan 51 jenis burung lainnya.
Disclaimer: Dalam penjudulan seharusnya Waspada II, karena kesalahan teknis tertulis Siaga II, namun dalam berita sudah di jelaskan
(TribunGayo.com/Malikul Saleh)